Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Akankah Perang Dunia Terjadi Lagi?

27 Desember 2014   16:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:22 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah selain berupa lukisan  dengan gambar inovasi dan pembangunan peradaban juga lukisan dengan gambar perang dan penaklukan. Dalam sejarah ummat manusia perang dan konflik terjadi tanpa henti dan sambung menyambung. Nyaris tak pernah sesaat dalam peradaban manusia di bumi ada era tanpa perang dan konflik. Konflik bisa terjadi di Eropa, Amerika, Asia, Afrika, bahkan Australia. Sekarang ini pun ketika manusia sudah mengirimkan kendaraan ke Mars masih terjadi perang dan konflik baik di Iraq, Syria, Afganistan. Perang yang dianggap memakan korban manusia terbesar adalah perang dunia II yang berlangsung selama 6 tahun dan memakan korban jiwa mencapai 80 juta anak manusia.

Perang dunia II juga menyisakan kengerian mendalam karena untuk pertama kalinya manusia dalam hal ini Amerika Serikat menggunakan bom nuklir yang dijatuhkan di dua kota yaitu Hiroshima dan Nagasaki dan meratakan kedua kota, membunuh hampir semua manusia dan organisme hidup, dan membuat kedua kota tersebut terkontaminasi dengan radioaktif untuk waktu yang lama. Korban yang selamat pun terkena dampak radioaktif berupa sel yang bermutasi menjadi kanker dan tumor dan bayi-bayi cacat yang lahir setelahnya.

Setelah era perang dunia II maka masih ada berbagai konflik berupa konflik lokal dan regional yang untungnya tidak menyeret manusia ke perang dunia. Dunia paska perang dunia II awalnya diisi dengan dua kubu yaitu blok timur Uni Sovyet dan blok barat Amerika. Runtuhnya Uni Sovyet dan komunisme membuat blok Amerika semakin kuat. Beberapa negara aliansi militer timur Pakta Warsawa malah kemudian bergabung dengan aliansi militer barat seperti NATO seperti yang dilakukan oleh Polandia, Rumania, dan Bulgaria.

Uni Sovyet yang akhirnya menjadi Rusia tak bisa berbuat banyak dengan membelotnya negara-negara tersebut ke blok barat. Rusia yang ekonominya berantakan sejak runtuhnya Sovyet masih sempoyongan apalagi setelah Boris Yeltsin yang gemar mabuk  mewarisi Rusia dan Gorbachev. Negara yang masih tetap merupakan negara dengan wilayah terluas di dunia ini meskipun beberapa negara asia tengah sudah melepaskan diri dari Rusia pada dasarnya adalah negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam. Di era kepemimpinan Putin dan Medyedev, perlahan tapi pasti beruang tidur ini kembali mulai bangkit dan membangun kekuatannya.

Rusia yang awalnya dicitrakan sebagai negara sempoyongan seperti Yeltsin yang suka mabuk, berubah citranya di era Putin yang suka melakukan aktifitas macho, seperti berkuda dengan telanjang dada di alam terbuka, berenang di sungai dingin membeku di Siberia, menyelam, bahkan terbang dengan pesawat tempur. Rusia di era Putin adalah Rusia yang perkasa seperti perkasanya Vladimir Putin yang juga penyandang sabuk hitam olahraga Yudo.

Bangkitnya Rusia menghawatirkan negara-negara barat. NATO membangun sistem perisai peluru kendali di Polandia dengan dalih untuk menangkal serangan peluru kendali nuklir dari timur tengah, meskipun secara geografis sistem tersebut  jelas ditujukan kepada Rusia. Sistem yang dinamakan sistem perisai pada dasarnya bukan sebagai pelindung tapi lebih merupakan wahana peluncuran serangan.

Krisis Ukraina terjadi ketika presiden Viktor Yanukovych digulingkan oleh Parlemen dan diganti oleh Oleksandr Turchynov yang pro barat. Sevastopol yang merupakan kota pangkalan militer Rusia di laut hitam dilanda demo menentang presiden baru dan berujung kepada referendum dimana mayoritas mutlak rakyat memilih mendukung bergabungnya Crimea ke Rusia. Parlemen Rusia pun segera bergerak cepat dan segera mengesahkan penggabungan Crimea. Bergabungnya Crimea yang bagi barat dianggap sebagai manipulasi atas aneksasi Rusia atas wilayah Ukraina memicu ketegangan barat dengan Rusia. Akibatnya negara barat dan Amerika mengenakan berbagai macam sanksi ekonomi atas Rusia bahkan sampai dengan mengeluarkan Rusia dari sistem interkoneksi antar bank SWIFT yang berakibat Rusia langsung terisolasi secara finansial dari negara-negara lain dan jaringan kartu Visa dan Master Card tidak lagi bisa digunakan di Rusia. Tak mau kalah Rusia segera membangun sistem kartu pembayaran nasionalnya sendiri dan bersama dengan negara-negara BRICS lain membangun sistem pembayaran tanpa menggunakan dollar Amerika untuk transaksi perdagangannya.

Tindakan provokatif negara-negara barat ini amat berbahaya karena bisa membuat beruang yang kini sudah bangun dan bangkit tiba-tiba bisa mengamuk. Dalam acara tanya jawab maraton tahunan dengan para wartawan, Putin mengatakan "Amerika mempunyai pangkalan militer tersebar di seluruh dunia dan tak ada yang mempermasalahkan, padahal Rusia hanya punya dua pangkalan di luar wilayah Rusia".

Sikap provokatif negara-negara barat ini harus diwaspadai, karena akan sangat memprovokasi Rusia. Rusia yang dijepit sampai tak punya pilihan bisa bertindak nekat dan konflik bisa berubah menjadi konflik militer tak terbatas. Rusia adalah negara yang digdaya dengan berbagai senjata dan rudal nuklir yang dimilikinya yang tersebar di seluruh wilayah Rusia yang luas dari Eropa sampai Lautan Pasifik. Rusia mempunyai sistem satelit dan navigasi sendiri yang tak bisa dikacaukan seperti sistem GPS Amerika. Rudal balistik Topol yang terkenal sudah dimodernisasi dan teknologi rudal pertahanan Rusia SS-300, SS-400, dan SS-500 terkenal sangat handal dan sulit ditandingi barat.

Hulu ledak nuklir yang dimiliki oleh Amerika dan Rusia mempunyai kekuatan berlipat dari Little Boy dan Fat Man yaitu 2 bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Jika Little Boy hanya memiliki 12-18 kT dan Fat Man memiliki 18-23 kT maka 1 bomb thermo nuklir Rusia Tsar Bomba memiliki 57000 kT atau setara hampir 5000 bom yang dijatuhkan di Hiroshima.  Rusia  pernah memiliki sampai 40 ribu hulu ledak nuklir sedangkan Amerika pernah memiliki sekitar 30 ribu hulu ledak nuklir, meskipun konon kedua negara tersebut sudah mengurangi stok sampai menjadi 5000 melalui perjanjian pembatasan senjata nuklir, walaupun tak ada yang bisa yakin apakah benar stok yang ada hanya diangka tersebut.

Jika perang nuklir sampai terjadi, bahkan hanya dengan menggunakan 10% dari stok nuklir yang ada sudah cukup untuk membuat bumi ini menjadi planet terbuang yang tak bisa lagi dihuni oleh mahluk hidup apapun. Semoga ini tak terjadi dan agar manusia bisa menggunakan akal warasnya untuk mengekang nafsu perang dan ekspansinya karena jika ini terjadi semua akan musnah dan tak ada lagi yang akan tersisa.

Referensi :

http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_wars_and_anthropogenic_disasters_by_death_toll

http://www.wonderslist.com/10-deadliest-wars-in-human-history/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun