kau hanya bisa mereka-reka
besarnya gelitik rasa dalam diam
tanpa suara, tanpa berucap apalah
hanya diam, sampai lelah menahannya
kau lihat langit biru?
kadang jernihnya mampu membuat sendu
kepakan sayap burung lalu lalang
tiada engkau hirau, hanya kalbu terngungu
katakan saja jika tak mampu
biarkan semua terurai, bak wangi parfum terurai dibawa angin
meski tak sampai jauh
setidaknya aromanya tercium, sampai puluhan meter berlalu
aku terduduk, melihat mu jatuh tersungkur
layu tidak, tapi aku tahu engkau menangis
ratapan hati itu, aku sudah biasa membacanya
engkau merindu, rindu yang sepertinya tersambung ke galaxy lain di ujung langit
hey, kau tak tahu apakah horison akan mengantarkan rindu mu
atau malah akan menghantamnya dengan gadam amarah, lalu mendebu
singkap rambut di kening mu
rasakan dekapan hangat ku,
yah aku, penjaga mu sampai larut berganti kabut
jangan teruskan begitu!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H