Mohon tunggu...
Shakuntala Subha
Shakuntala Subha Mohon Tunggu... -

Aku menerima apa adanya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Bebas Aktif Indonesia dalam KAA 2015

21 April 2015   17:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:49 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bila kita mengingat kembali sejarah singkat Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada 18 hingga 24 April 1955, peran yang dimainkan Indonesia cukup besar sejak tahap perencanaan hingga konferensi berskala internasional tersebut terselenggara dengan sukses dan gilang gemilang.

Sejak Bung Hatta, selaku Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri RI mengeluarkan kebijakan politik luar negeri yang Bebas dan Aktif pada 1948, maka sejak saat itu Indonesia punya haluan yang jelas dan tegas dalam ikut mewarnai perkembangan dunia internasional dan bebas dari kendali dan arahan negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat, pada satu pihak, dan Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina, pada pihak lain, dua kutub bertentangan yang terlibat dalam Perang Dingin ketika itu.

Dengan demikian, Politik Luar Negeri RI yang Bebas dan Aktif, berarti bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu blok  dari dua kutub yang sedang bertikai dalam Perang Dingin ketika itu, seraya pada saat yang ssama bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara manapun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu.  Bebas juga bisa diartikan bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional yang sedang terjadi. Selain itu,  Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Aktif berarti mengandung unsur “kreativitas”, yang tumbuh bebas dari arahan ataupun tekanan-tekanan dari pihak asing.

Jelaslah sudah bahwa Politik Luar Negeri RI yang Bebas dan Aktif merupakan dasar satu-satunya yang secara konkrit bisa dijadikan landasan untuk bermain catur politik di dalam konferensi itu. Dan memanfaatkan momentum pemerintah Indonesia bisa berkontribusi pada dunia internasional dalam perpolitikan dan diplomasi luar negeri. Serta menunjukkan bahwa Indonesia bangsa besar memiliki pengaruh kuat dalam menentukan kebijakan politik bebas aktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun