Mohon tunggu...
shakira desifa
shakira desifa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Airlangga

Seorang mahasiswi program studi Teknologi Hasil Perikanan, Universitas Airlangga. Memiliki ketertarikan pada bidang seni musik serta isu sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen Z Inisiator Transformasi

7 Juni 2024   08:15 Diperbarui: 7 Juni 2024   08:15 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sering terlihat hari-hari mahasiswa itu dengan rutinitas gabutnya, nongkinya, no life-nya, hingga rutinitas dikejar deadline mendadak itu tak pernah terlewat. Apalagi dengan jadwal kelas kuliah yang tiba-tiba batal saat sudah menginjakkan kaki di kampus. Ketika mengetahui tidak jadi kelas, terlihat banyak emosi yang muncul di wajah para mahasiswa. Kebanyakan di antara mereka emosi amarah karena sudah effort untuk sampai di kampus tercinta. Juga ada emosi bahagia di wajah mereka karena tidak jadi kelas, waktu tambahan untuk beristirahat pikirnya.

Selain rutinitas di atas ada juga rutinitas mahasiswa organisasi. Ntah itu organisasi jurusan, fakultas, internal universitas, hingga organisasi eksternal. Banyak konten video TikTok bermunculan di for your page atau yang kerap dikenal fyp oleh gen z ini yang menawarkan bermacam-macam organisasi eksternal 'yang katanya' berguna untuk mahasiswa.

Melihat ke sekeliling, mungkin para mahasiswa dapat dibagi menjadi 3 golongan. Yang pertama golongan mahasiswa gabut, lalu golongan mahasiswa budak organisasi, yang terakhir golongan mahasiswa yang sibuknya ada saja, ntah itu sibuk meraih penghargaan atau sibuk ikut kepanitiaan. Tipikal mahasiswa ambis.

"Gen Z, generasi pemalas!" kalimat yang belakangan sering dilontarkan dari peyimpang generasi. Dalam kasus di lingkungan kuliah, mungkin beberapa dari mahasiswa menerima kata-kata tersebut ketika kelas yang tiba-tiba ditiadakan diganti menjadi kuliah PHL---pengganti hari libur dan dosen meminta diadakan kelas secara offline, namun para mahasiswa lain mengajukan pengganti hari libur secara online. Menurut pandangan saya sendiri, dengan dilakukannya kuliah pengganti hari libur secara online bukanlah suatu hal yang buruk. Kuliah dilaksanakan dengan online-pun para mahasiswa dapat menerima ilmu yang diberikan dengan baik. Bahkan kelas kuliah secara online juga efektif dalam mempersingkat waktu. Contohnya, dengan kuliah secara online dapat membahas lebih dari satu materi kelas kuliah yang tertinggal. Ini hanya perbedaan pandangan dari perspektif masing-masing individu.

Gen Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997-2012 (Sampoerna University, 2017). Selain disebut pemalas, banyak istilah-istilah lain yang dialamatkan kepada Gen Z ini, diantaranya: generasi yang hidup dengan teknologi sedari kecil, "Generasi Stroberi", generasi manja dan mudah tertekan, generasi peduli kesehatan mental, serta generasi yang peduli terhadap isu-isu sosial (Nanda, 2023).

Sebagai generasi yang hidup dengan banjirnya arus informasi menjadikan banyak Gen Z peduli terhadap isu-isu sosial. Contohnya saja sewaktu baru-baru ini terjadi tragedi penyerangan yang mengarah ke "genosida" tentara Israel terhadap wilayah Negara Pelestina khususnya Gaza dan Rafah. Para Gen Z yang di dalamnya juga termasuk mahasiswa aktif, sangat peduli dan mengikuti bagaimana kondisi orang-orang Palestina di tanahnya. Di media sosial, mereka secara aktif membagikan postingan sebagai bentuk upaya memberikan kabar kepada yang lain mengenai apa yang sedang terjadi di tanah Palestina bukan lagi tentang perbedaan agama, antara yahudi, Islam dengan Nasrani, melainkan mengarah ke bentuk aksi pelanggaran hak asasi manusia.

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan, menyampaikan pada pertemuan di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, (9/11/2023), "Tentu ini soal Palestina ini, ini pelanggaran kemanusiaan, pelanggaran berat. Bagi Indonesia, sebagaimana pembukaan undang-undang dasar kita kemerdekaan itulah hak segala bangsa," (Kementerian Perdagangan RI, 2023). Gen Z juga melakukan dan menerapkan aksi boikot terhadap produk yang pro-Israel. Gen Z mengetahui bahwa uang yang mereka gunakan untuk membeli produk yang dimiliki perusahaan Amerika Serikat, nantinya akan disumbangkan kepada Israel untuk memenuhi kebutuhannya dalam pertahanan militer hingga perang (Horton, 2021 & CNN Indonesia, 2023) guna menghancurkan Gaza-Palestina beserta penduduk asli tanah Palestina. Ini adalah salah satu bentuk bagaimana Gen Z peduli terhadap sesama. Tidak terbatas dengan suku, agama, ras, dan antar golongan saja.

Gen Z selain sering mendengar dikatakan pemalas, juga sering dikatakan "Gen yang scroll TikTok 24/7." Katanya, hidup tanpa membuka TikTok semenit saja seperti seperti sudah ketinggalan berita. TikTok adalah sebuah aplikasi hiburan yang digunakan untuk membuat maupun membagikan video kepada pengguna lain, cara menggunakan aplikasi TikTok ini hanya dengan men-scroll layar ke atas maupun ke bawah. Gen Z menampik sebutan scroll TikTok sama dengan pemalas melalui pembuktian bahwa dengan menjadi content creator dan mengunggah konten pada aplikasi TikTok dapat menghasilkan pendapatan tambahan yang bahkan bisa lebih banyak dari pendapatan karyawan yang bekerja 8 jam tiap harinya. Seperti pada video wawancara yang diunggah oleh akun bernama wirilett, penghasilan content creator yang diwawancara mendapat penghasilan 20-30 juta per bulan.

Gen Z yang melek teknologi ini tak luput dari aktivitas menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-harinya. Gen Z yang memiliki usaha bisnis sering kali membuat akun khusus bisnisnya agar mendapat jangkauan yang luas dalam memasarkan produknya. Media sosial yang biasa digunakan untuk memasarkan produknya seperti Instagram, Twitter, TikTok, tempat belanja online; Shopee, Tokopedia, Lazada, dan lain sebagainya. Dalam mengelola akun bisnis pada media sosial, mereka aktif dalam mengunggah foto produk dan menyebarkan bahwa itu adalah bisnis usahanya sehingga banyak yang mengetahui dan membeli produk tersebut. Dari aksi tersebut juga membangun sikap percaya konsumen agar tidak ragu untuk melakukan belanja secara online karena memiliki kepercayaan tersendiri terhadap pemilik bisnis. Belanja melalui platform online sangat meringankan Gen Z, apalagi jika mereka memiliki waktu yang terbatas untuk mencari produk dari satu toko ke toko lain.

Dalam era teknologi digital dan globalisasi, Gen Z muncul sebagai tokoh penting yang berinisiatif menggerakkan perubahan di berbagai aspek kehidupan. Gen Z membawakan semangat inovasi, keberanian, dan keterbukaan yang mempengaruhi budaya, politik, dan ekonomi. Selain itu, Gen Z sebagai pelopor kemahiran teknologi dan keluwesannya dalam menggunakan media sosial untuk menyuarakan pendapat dan memobilisasi aksi. Mereka menjadi sebuah inisiator dalam isu-isu penting tentang dunia, diantaranya: keadaan negara, keadilan sosial, kesetaraan gender, serta kesetaraan hak-hak tiap individu tanpa memandang latar belakang SARA.

Semangat kolaborasi dan keinginan untuk menciptakan dunia yang lebih baik, membuat Gen Z tidak hanya menjadi pengamat, namun juga menjadi tokoh utama penggerak perubahan. Keterlibatan mereka dalam berbagai gerakan sosial, politik, hingga ekonomi membawa harapan akan masa depan yang lebih inklusif dan adil bagi seluruh umat manusia. Dengan demikian, peran mereka tidak bisa diabaikan. Kehadiran mereka di panggung dunia akan terus membawa dampak perubahan yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun