Mohon tunggu...
Shakira Lovena
Shakira Lovena Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

'Golden Dragon 2023', Latihan Militer Gabungan Antara Kamboja-Tiongkok

28 April 2023   11:07 Diperbarui: 29 April 2023   10:23 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tiongkok telah menjalin hubungan dengan berbagai negara di Asia Tenggara selama berabad-abad, salah satu negara tersebut adalah Kamboja. Kamboja dan Tiongkok sudah dikenal memiliki track record hubungan bilateral yang telah terjalin sejak bertahun-tahun yang lalu. Hubungan antar kedua negara ini semakin kuat setelah berakhirnya Perang Kamboja-Vietnam, dimana Tiongkok memberikan dukungan pada Khmer Merah saat berkonflik melawan Vietnam.

Saat ini, Kamboja dan Tiongkok seringkali meningkatkan kerjasamanya dalam rangka menjaga perdamaian serta stabilitas regional. Berbagai bentuk kerjasama telah dilaksanakan oleh kedua negara ini dalam berbagai bidang, tak terkecuali kerjasama di bidang militer. Salah satu dari bentuk kerjasama bidang militer yang telah dilaksanakan adalah latihan gabungan militer antar kedua negara.

Pada tahun ini, Kamboja dan Tiongkok kembali menggelar latihan gabungan militer yang dilaksanakan beberapa saat yang lalu. Latihan gabungan ini disebut sebagai 'Golden Dragon 2023'. Latihan ini berlangsung mulai tanggal 23 Maret sampai 5 April yang dilaksanakan di Pusat Pelatihan Polisi Militer Phnom Chumreay, Provinsi Kampong Chhnang Kamboja.

Latihan 'Golden Dragon' tahun ini merupakan latihan kelima yang telah diadakan sejak pertama kali diadakan pada tahun 2016. Pada tahun 2021 dan 2022 latihan gabungan ini ditiadakan karena kondisi pandemi COVID-19. Latihan militer ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama militer antara Kamboja dengan Tiongkok sebagai mitra dalam Comprehensive Strategic Partnership untuk memperkuat pasukan militer dalam menanggapi berbagai tantangan dalam kondisi mendadak, meningkatkan kepercayaan politik, memperluas pertukaran militer, serta meningkatkan kemampuan dalam menjalankan tugas anti-terorisme dan bantuan kemanusiaan.

Pelatihan tahun ini diikuti oleh 257 tentara Tiongkok dan 583 tentara Kamboja. Terdapat tiga agenda utama dalam kegiatan ini, yaitu latihan komando, latihan adaptif, serta latihan komprehensif. Di luar kegiatan militer, juga diadakan berbagai kegiatan pertukaran budaya seperti sepak bola dan pesta gala untuk meningkatkan integrasi budaya antar kedua negara. Pihak militer Tiongkok pun juga berbagi materi edukasi serta obat-obatan kepada pihak Kamboja pada kesempatan kali ini.

Tahun ini tema dari latihan gabungan ini adalah 'Pengamanan Acara Penting dan Pertolongan Kemanusiaan' dengan skenario 'serangan teroris dalam acara olahraga internasional skala besar'. Dalam skenario tersebut, pasukan yang berpartisipasi dari kedua negara membentuk suatu pasukan gabungan dan secara berturut-turut menyelesaikan 10 tantangan seperti blokade dan kontrol, penyelamatan sandera, desinfeksi epidemi, serta pencegahan ledakan.


Sementara itu, pada tanggal 19 Maret, sebuah kapal perang Tiongkok -- Jinggangshan -- juga melakukan latihan maritim yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Angkatan Laut Kamboja di perairan Sihanoukville di barat daya Kamboja. Tiongkok ingin membantu Kamboja dalam mengembangkan provinsi ini yang merupakan wilayah dari Ream Naval Base. Media massa dari barat mengatakan bahwa Phnom Penh dan Beijing telah menandatangani perjanjian rahasia untuk mengizinkan militer Tiongkok untuk memanfaatkan bagian dari pangkalan tersebut, namun isu tersebut dibantah oleh pemerintah Kamboja.

Jinggangshan merupakan kapal perang amfibi Tipe 071 yang berlabuh di Zhanjiang, Tiongkok Selatan. Kapal ini dapat membawa dua buah helikopter dan 800 tentara. Dalam pelatihan yang berlangsung selama dua jam, kapal Angkatan Laut Tiongkok dan dua kapal patroli dari Angkatan Laut Kamboja telah sukses melaksanakan latihan navigasi dan komunikasi terkoordinasi.

Pelatihan gabungan 'Golden Dragon 2023' ini pun berjalan dengan sukses dan ditutup dengan upacara penutupan yang dihadiri oleh General Samdech Pichey Sena Tea Banh sebagai Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Kamboja, Jenderal Vong Pisen sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja, Laksda Wei Wunhui sebagai Wakil Panglima Komando Wilayah Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, Wang Wentian sebagai Duta Besar Tiongkok untuk Kamboja, serta berbagai tokoh penting lainnya.

Kedua negara yang merupakan sekutu tradisional ini menyatakan bahwa latihan gabungan militer 'Golden Dragon 2023' ini menjadi langkah penting untuk saling belajar teknis pertempuran juga juga memperkokoh persahabatan yang sudah ada. Namun di sisi lain, kerjasama kedua negara ini memicu sedikit kekhawatiran negara lain yang beranggapan bahwa latihan ini dapat memicu konflik militer dengan Amerika Serikat.

Bagi Tiongkok sendiri, pelatihan ini dapat dianggap menjadi sebuah cara untuk membatasi pengaruh Amerika Serikat di Asia Tenggara. Beberapa waktu sebelumnya, Amerika Serikat telah memperkuat relasi dengan Filipina dan Australia dalam bidang militer pembangunan pangkalan militer dan juga transaksi kendaraan militer. Sebaliknya, Kamboja memilih untuk tidak mengikuti langkah kedua negara tersebut dan mendekatkan diri dengan Tiongkok yang dapat dilihat dari sikap Kamboja yang memilih untuk menghancurkan fasilitas militer Angkatan laut Amerika Serikat yang berada di Ream Naval Base pada tahun 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun