IDE dan tangan dingin dari POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Teras Tembesu Kabupaten Batang Hari secara perlahan berhasil mengubah wajah kawasan Hutan Kota Muara Bulian yang sebelumnya belum tersentuh untuk dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi salahsatu tempat tujuan destinasi wisata baru andalan di Kabupaten Batang Hari dengan tetap menjaga kelestarian alamnya. Â
Salah satu keunikan destinasi pada kawasan hutan Kota Muara Bulian yang tidak dimiliki tempat lain adalah dikelilingi ratusan pohon tembesu yang telah berusia diatas 30 hingga 60 tahun dengan ketinggian rata-rata 20 meter. Pengunjungpun  bisa merasakan aroma udara segar dan suhu udara sejuk alami di kawasan hutan kota yang berada diatas lahan seluas lima hektar lebih tersebut.
Untuk menuju lokasi destinasi kawasan hutan kota Muara Bulian, para pengunjung akan cukup mudah menemukannya dengan menggunakan segala jenis kendaraan, karena memang tempatnya berada di jantung Kota Muara Bulian atau hanya berjarak tempuh sekitar 500 meter dari belakang kantor Bupati Batang Hari di jalan Jenderal Sudirman, Muara Bulian. Â Sementara melalui jalur lain juga bisa ditempuh melalui arah Muara Tembesi via jalur pintas dari Sridadi menuju arah arena MTQ.
Baidillah, salahsatu pemrakarsa dari POKDARWIS Teras Tembesu Kabupaten Batang Hari, mengatakan, salahsatu ide dari pemanfataan kawasan hutan Kota Muara Bulian untuk menjadi tujuan destinasi wisata, diantaranya adalah edukasi wisata alam dan sekaligus berusaha membangkitkan dan memancing (pemantik) jiwa dan semangat inovasi dari generasi milineal yang ada di Kabupaten Batang Hari dalam menjaga keseimbangan dan kelestarian alam.Â
"Kita berusaha menonjolkan edukasi wisata alam (mendekatkan masyarakat dengan alam) dari pemanfaatan kawasan hutan kota Muara Bulian sehingga menjadi ikon baru destinasi wisata pilihan di Kabupaten Batang Hari," ungkap Baidil.
Pohon tembesu yang lebih dikenal dengan nama ilmiah fagraea fragrans, menurut Baidil adalah salahsatu tumbuhan yang dilindungi di Indonesia, karena itu, keberadaan pohon tembesu tersebut akan tetap kita jaga dan dirawat. "Ratusan pohon tembesu yang ada di kawasan hutan kota Muara Bulian menjadi keunikan tersendiri, mungkin di daerah lain tidak ada seperti ini," jelasnya.
Bagi para pengunjung yang ingin menikmati suasana alam destinasi kawasan hutan Kota Muara Bulian, kata Baidil bisa datang  mulai  pukul 08.00 WIB pagi hingga pukul 23.00 WIB atau 24.00 WIB malam. Namun para pengunjung diminta untuk tetap menjaga prokes (prosedur kesehatan) karena masih dalam suasana Covid-19. Berbagai jenis minuman dan makanan siap tersaji sambil menikmati alunan musik, bahkan pengunjung bisa request lagu secara gratis.
Untuk kedepan. Kawasan hutan Kota Muara Bulian, selain menjadi destinasi wisata alam, juga akan menjadi edukasi bagi generasi muda di Bumi Serentak Bak Regam. "Kita akan membuat satu kawasan disekitar hutan kota berupa menanam bibit segala jenis tumbuhan yang ada di Kabupaten Batang Hari, sehingga bisa dikatakan menjadi kawasan 'miniatur' segala jenis tumbuhan kas alam Batang Hari," kata mantan pentolan aktivis Batang Hari ini.
Selain menjadikan kawasan ini sebagai pusat edukasi wisata alam di Kabupaten Batang Hari, Â program dari POKDARWIS Teras Tembesu Kabupaten Batang Hari, pihaknya juga akan mencoba menggabungkan kegiatan usaha kekinian, diantaranya; pagelaran acara kesenian, acara formal dari pemerintah daerah, bahkan mencoba menjadikan pusat area pemotretan bernuasa alam, pemotretan pra wedding atau menjadi lokasi pesta pernikahan/perkawinan (wedding).Â