Mohon tunggu...
Shakila Geonada
Shakila Geonada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga

Saya memiliki minat dalam kesehatan dan seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apoteker Bukan Penjual Miras: Mengungkap Peran Apoteker yang Sebenarnya

13 Desember 2024   14:35 Diperbarui: 13 Desember 2024   14:37 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang Anggota Komisi III DPR RI, H. Muhammad Rofiqi, membuat pernyataan yang menimbulkan kontroversi. Dalam sebuah rapat, beliau menyatakan bahwa apoteker di pinggir jalan merupakan biang kerok dari penjualan minuman keras. Walaupun sudah membuat permintaan maaf melalui laman Instagram pribadinya, banyak pihak yang masih tersinggung dan tidak terima, khususnya para apoteker dan mahasiswa farmasi. Mereka menaikkan tagar #TIDAKADAAPOTEKERPIGGIRJALAN #SAVEPROFESIAPOTEKER dan #MAHASISWAFARMASIMELAWAN. Mereka merasa permintaan maaf melalui postingan instagram belum cukup untuk membersihkan citra profesi apoteker yang dikotori dengan menyebut apoteker sebagai biang kerok penjualan miras.
Saat ini, citra profesi apoteker di Indonesia masih kurang dihargai oleh masyarakat. Apoteker sering kali hanya dianggap sebagai penjaga apotek maupun penjual obat. Namun, sebenarnya siapa sosok apoteker ini?
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PERMENKES RI), apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Pelayanan kefarmasian merupakan layanan dan tanggung jawab langsung seorang apoteker. Berikut peran apoteker secara luas dalam sistem kesehatan

Pengelolaan Penggunaan Obat
Seorang apoteker memiliki peran utama atau tanggung jawab dalam memastikan obat yang diterima oleh pasien merupakan obat yang tepat dan aman. Dalam memberikan obat, mereka harus menjelaskan kepada pasien terkait penggunaan obat yang benar, baik obat oral (diminum secara langsung), parental (melalui suntikan), topikal (dioleskan ke permukaan tubuh), dan sebagainya. Seorang apoteker memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan pasien dalam hal apapun yang terkait dengan obat-obatan, seperti efek samping, kadaluarsa obat, hingga alternatif obat lain.
 
Penyuluhan Kesehatan

Edukasi Penggunaan Obat oleh Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga (Sumber: Dokumen Pribadi)
Edukasi Penggunaan Obat oleh Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga (Sumber: Dokumen Pribadi)

Sebagai seorang profesional kesehatan, apoteker berperan besar dalam peningkatan kesehatan. Salah satu caranya melalui edukasi kesehatan kepada masyarakat. Tak hanya memberikan edukasi terkait obat-obatan, seorang apoteker dapat memberi informasi seperti pola hidup sehat, bahaya penggunaan rokok, hingga skrining kesehatan sederhana. Dengan demikian, seorang apoteker tidak hanya berfokus pada pengobatan, namun juga upaya pencegahan untuk meningkatkan kualitas kesehatan.
 
Formulator
Apoteker merupakan seorang yang ahli dalam ilmu farmasi. Hal ini menjadikan seorang apoteker berperan sebagai formulator, khususnya dalam bidang kesehatan. Obat-obatan yang diproduksi di pabrik merupakan obat yang diracik oleh seorang apoteker. Bahkan, saat ini profesi apoteker banyak diminati oleh gen Z karena berperan aktif sebagai formulator kosmetik, seperti skincare dan makeup.
 
Kebijakan Pengelolaan Obat
Dalam ilmu farmasi, terdapat bidang farmasi komunitas. Farmasi komunitas merupakan bidang farmasi yang paling dekat dengan masyarakat. Melalui farmasi komunitas ini, apoteker berperan dalam pembuatan dan implementasi kebijakan terkait pengelolaan obat. Seorang apoteker dapat memberi masukan mengenai regulasi penggunaan obat, distribusi, produksi bahan baku obat, dan sebagainya.
 
Riset dan Pengembangan Obat
Apoteker berperan penting dalam riset dan pengembangan obat. Keterlibatannya dalam uji klinis maupun tim multi disiplin membuka peluang dalam peningkatan kesehatan melalui pengobatan yang lebih efektif dan efisien. Sebagai contoh, pada vaksinasi covid-19, apoteker terlibat dalam penelitian, untuk membantu memastikan stabilitas, efek samping, maupun kemanjuaran vaksin.
 
Itulah beberapa peran apoteker dalam sistem kesehatan. Dengan pemahaman lebih terkait peran apoteker ini, diharapkan ke depannya tidak ada lagi stigma buruk kepada seorang apoteker, dan masyarakat dapat lebih menghargai profesi apoteker. Sebagai salah satu pilar penting dalam kesehatan, sudah seharusnya kita berterima kasih atas jasa para apoteker dalam menjaga kesehatan umat manusia.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun