Baru saja penulis membaca sebuah artikel di sebuah majalah asing, yang membahas pendidikan online.  Tidak jelas apakah hanya berupa lecture slide (materi pendidikan tertulis) atau juga streaming video.
Yang jelas, keunggulan utama sistem online ini satu, biaya. Seberapa murah? Menurut artikel tersebut, Hanya $100 (hampir 1 juta rupiah), dari awal kuliah sampai lulus. Ini tentu sangat luar biasa. Penulis pun berandai andai bilamana sistem seperti ini bisa diterapkan di negara kita. Dengan media online, Jumlah siswa yang mengikuti sebuah lecture (kelas) bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan, tidak seperti pendidikan konvensional yang hanya bisa menampung puluhan siswa.
Dari segi bisnis, bila jumlah siswa nya sangat banyak, tentu biaya bisa ditekan lebih rendah lagi, dan pihak universitas pun masih tetap untung. Bayangkan saja kalau Rp 1 juta dikalikan seratus ribu mahasiswa, hasilnya sudah seratus juta rupiah. Pihak universitas pun tidak menanggung biaya pemeliharaan bangunan yang besar, juga tak perlu menyediakan lahan yang besar seperti universitas pada umumnya. Win win solution untuk kedua belah pihak.
Tentu sistem ini masih jauh dari sempurna. Sangat banyak kelemahan nya. Misalnya, bagaimana sistem ujian nya, penilaian, sertifikasi dan lain lain. Tapi untuk tujuanknowledge sharing, media online sangat efektif untuk menjaring banyak audience dengan biaya sangat kecil. Â Bila ini bisa dioptimalkan, berapa banyak orang di negara ini yang akan terbantu dan mendapat manfaatnya.
Mimpi penulis adalah memberikan kesempatan yang setara bagi semua anak bangsa untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. Itu artinya harus ada pendidikan yang murah namun berkualitas untuk semua orang, termasuk yang kurang mampu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H