"Melihat yang tidak terlihat, mendengar yang tidak terdengar, merasa apa yang tidak terasa."
Karena sejatinya belajar bukan hanya apa yang mengetahui apa yang tersurat, terlihat secara kasat mata. Namun juga memahami yang tersirat, mencari arti dibalik tanya mengapa, memantik kemauan, dan menumbuhkan rasa.
Ketika seseorang ingin meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti pendidikan di suatu wadah/lembaga, akan ada ekspektasi-ekspektasi yang muncul terhadap apa yang akan didapatkannya di pendidikan tersebut.
Apa yang aku akan dapatkan? Bisa apa nanti aku setelah selesai dari sini?
Dan tidak bisa dipungkiri jika semua pasti berharap jadi pribadi yang lebih baik dan capable ketika selesai menyelesaikan pendidikan. Selesai les bahasa Inggris, berharap jago bahasa Inggris. Selesai Kumon, harapannya jago ngulik persoalan matematika. Selesai kuliah, harapannya jadi sarjana dengan skill set mumpuni yang siap membangun Indonesia.
Sebagian orang terjebak paradigma bahwa pendidikan itu bisa secara otomatis membuat orang-orang yang masuk (input) menjadi lulusan ideal seperti yang diharapkan (output).
Kenyataanya tidak semulus itu.
Ketika seseorang ikut pendidikan X dan menyelesaikan hingga tahap akhir, tidak serta-merta secara ajaib membuatnya menjadi lulusan X yang capable atau langsung otomatis sesuai seperti yang diharapkan.
Pendidikan bukan sulap.
Bagian Dari Sistem Pendidikan