Mohon tunggu...
Shahirul Najib
Shahirul Najib Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Kupu-Kupu

Hanya tulisan yang ditulis tidak lebih lama dari satu batang tembakau.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tembakau dan Kopi, Seni Melamun ala Masyarakat

23 Oktober 2024   16:39 Diperbarui: 23 Oktober 2024   17:36 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap manusia pasti tidak akan luput dari masalah. Karena sejatinya, hidup hanyalah rentetan masalah yang berulang bahkan berlipat ganda, dan pasti akan selesai. Pandangan individu terhadap masalah itu sendiri berdampak besar terhadap perlakuan individu tersebut dalam menyelesaikannya. Tidak semua orang tahan jika diberi tekanan berlebih. 

Ada yang beranggapan bahwa, mereka harus menyelesaikannya masalahnya untuk mendapat kebahagiaan tertentu. Contoh sederhananya ialah ketika kita ingin "break" dari hituk pikuk nya dunia, sebagian orang akan berpikir untuk membakar tembakau dan menyeruput secangkir kopi. 

Orang tersebut mau tidak mau harus menyelesaikan masalah pertamanya, yaitu memanaskan air dan menunggunya dan menyeduh secangkir kopi yang paling tidak dibutuhkan waktu 3 menit. Setelah itu, ia harus menunggu secangkir kopi itu cukup hangat untuk diminum. 

Dan masalah terakhir yang ia hadapi ialah, ia harus mencari tempat untuk "melamun". Dan begitu seterusnya. Bayangkan, kita harus melewati beberapa menit hanya untuk menikmati sebatang tembakau dan secangkir kopi yang akan habis dalam 5 menit. Dan lagi, kita akan dilanda banyak masalah setelah itu.

Hampir seluruh penikmat tembakau di dunia pasti mengsandingkan tembakau dengan kopi, entah pahit atau manis. Terlepas dari resiko yang diterimanya, hal tersebut merupakan salah satu langkah ampuh untuk "menunda" masalah yang akan datang dengan "seni". Mereka yang melakukannya hanya ingin melamun dari fana'nya dunia dan melanjutkan ke fana'an-nya lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun