lingkungan menjadi salah satu substansi yang dibawakan Universitas Airlangga dalam pelaksanaan KKN BBK 3 Universitas Airlangga di Kampoeng Batara Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Berangkat dari keresahan tokoh desa terkait pengolahan limbah rumah tangga di lingkungan warga. Tim KKN BBK 3 membentuk program “PMTI : Pupuk Mudah Tanaman Indah” sebagai sarana pemberian edukasi warga terkait pengolahan sampah organic agar tidak berakhir dibakar.
PermasalahanProgram kerja yang memfokuskan edukasi dan praktik langsung terkait cara pengolahan sampah organic yang biasa dibakar oleh warga berupa sampah dapur dan dedaunan kering. Melihat suasana lingkungan asri yang dikelilingi pohon-pohon tinggi, tidak heran bahwa sampah daun yang jatuh berserakan mengganggu keindahan lingkungan sehingga masyarkakat merasa harus disingkirkan dengan cara dibakar. Pembakaran itu yang kemudian dirasa oleh tokoh desa menjadi urgensi yang harus diselesaikan dengan membuat alternatif-alternatif pengelolaan sampah organic, khususnya daun kering.
Beranggotakan Fareza Dwi Erlangga (FPK), Elysa Dwi Silvana (FIKKIA), Noviana Chandra Mukti (FPK), Nawa Iftitah (FEB), Shahibil Linuriyah (FH), M. Adhitya Agung Dharmawan (FH), Annisa Yuwan Ramadhani (FKH), Vitulatus Viarika Elendawati (FV), dan Masarrah Relegia Kesuma (FTMM) melaksanakan program kerja PMTI untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan tersebut.
Program kerja yang dilaksankan di tanggal 21 Januari 2024 tersebut terdiri dari 2 agenda yang diantaranya adalah pemberian edukasi terhadap Masyarakat tentang limbah atau sampah rumah tangga yang dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan pupuk kompos organic dengan alat bantuan komposter dan molase.
Program kerja ini diawali dengan pemberian edukasi kepada Masyarakat Kampoeng Batara Papring terkait jenis sampah rumah tangga yang biasa, baik organic maupun non-organik. Kemudian, edukasi mengerucut pada pengelolaan sampah di lingkungan Kampoeng batara papring yang selalu berakhir dibakar. Dengan memberitahukan bahaya yang dapat dihasilkan oleh pembakaran sampah, Dengan berdasar pada masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh asap membumbung hasil pembakaran.
“Edukasi ini penting untuk mempersiapkan generasi selanjutnya di Kampoeng Batara agar terhindar dari penyakit pernapasan.” Ucap Fareza selaku ketua tim KKN BBK 3 Universitas Airlangga. “Selain itu, ketidakstabilan iklim saat ini yang merupakan dampak dari pemanasan global juga awalnya itu dari pembakaran sampah, makanya harus dikurangi” lanjutnya.
Lalu, kegiatan dilanjutkan dengan praktik pembuatan pupuk kompos secara sederhana. Sebelumnya program kerja ini dilangsungkan, warga diminta untuk membawakan daun kering dan sampah dapur untuk membuat pupuk Bersama. Dengan rasio 1:4 antara sampah dapur organic dan daun kering, sebanyak 5 kg campuran sampah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam composter. Setelah itu, dimasukkanlah molase dan urea sebagai bahan pengurai sampah organic tersebut. Hasilnya nanti akan dapat dipanen setelah 2-3 bulan setelah kegiatan berlangsung. Hasil yang diberikan dalam pengolahan sampah daun dan sampah rumah tangga organic ini akan lebih bernilai ekonomis dan dapat berfungsi untuk kesuburan tanaman.
“PMTI akan berdampak untuk kesehatan baik warga maupun lingkungan sehingga diharapkan setelah TIM KKN Universitas Airlangga telah pulang warga dapat meneruskan program kerja yang nantinya dapat menjadi budaya yang baik bagi lingkungan.” pungkas M. Adhitya Agung Dharmawan dalam penutupnya di dalam pemaparan Program Kerja PMTI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H