Integrasi nasional dalam negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang beragam, serta untuk mencapai tujuan bersama dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. Dalam konteks NKRI yang kaya akan keberagaman suku, agama, ras, dan budaya, urgensi nasional ini menjadi semakin jelas. Salah satu elemen kunci dalam memperkuat integrasi nasional adalah partisipasi aktif warga negara yang dapat mendorong terciptanya perilaku integratif.
 Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman suku, agama, ras, dan budaya, menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah pluralitas tersebut. Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), integrasi nasional menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga keutuhan bangsa. Kampus UNISSULA sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam memperkuat integrasi nasional, terutama melalui peran aktif mahasiswa. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa tidak hanya memiliki peran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam memperkokoh integrasi nasional, yang sangat diperlukan untuk menjaga keberagaman Indonesia.
Tantangan dalam Memperkuat Integrasi Nasional di Kampus UNISSULA
- Keberagaman yang Menyebabkan Polarisasi
Kampus UNISSULA seringkali menjadi tempat bertemunya berbagai individu dengan latar belakang yang berbeda. Keberagaman yang menyebabkan polaritas di kampus UNISSULA dapat dijelaskan dari beberapa aspek: (1.) Aspek Sosial, meliputi : Perbedaan latar belakang sosial-ekonomi, mahasiswa dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi yang berbeda dapat memiliki pandangan dan nilai yang berbeda. (2.) Aspek Politik, meliputi : Perbedaan ideologi politik, mahasiswa dengan ideologi politik yang berbeda dapat memiliki pandangan yang berbeda tentang isu-isu politik. (3.) Aspek Akademik, meliputi: Perbedaan tingkat pengetahuan, mahasiswa dengan tingkat pengetahuan yang berbeda dapat memiliki pandangan yang berbeda tentang isu-isu akademik.
- Radikalisame dan kurangnya Toleransi
Radikalisme dan kurangnya toleransi merupakan dua isu yang saling terkait dan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap keharmonisan sosial dan politik. Radikalisasi ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi integrasi nasional yang mengedepankan persatuan dalam keberagaman. Serta kurangnya toleransi, ketidakmampuan untuk menerima dan menghargai perbedaan pendapat, agama, budaya, atau orientasi seksual. Faktor Penyebab  : Interpretasi agama yang ekstrem dapat memicu radikalisme dan intoleransi, Kurangnya pendidikan yang memadai tentang toleransi dan keragaman, Pengaruh media sosial yang menyebarkan ujaran kebencian dan intoleransi, Keterlibatan dengan kelompok-kelompok ekstrem yang mempromosikan radikalisme, Kondisi ekonomi yang buruk dapat memicu kefrustrasan dan intoleransi.
- Kurangnya Kesadaran tentang Pentingnya Integrasi Nasional
Tidak semua mahasiswa memiliki kesadaran yang mendalam mengenai pentingnya menjaga integrasi nasional. Kurangnya kesadaran tentang pentingnya integrasi nasional dapat menyebabkan berbagai masalah sosial, politik dan ekonomi. Faktor Penyebab  : Perbedaan etnis dan agama yang tidak diatur dengan baik, Keterlibatan dengan kelompok-kelompok ekstrem yang memecah belah, Kurangnya pendidikan tentang sejarah, budaya dan nilai-nilai nasional. Dampak : Konflik sosial dan kekerasan antar-kelompok, Kehilangan nyawa dan cedera, Pembatasan kebebasan individu dan kelompok,dan Keterbelakangan daerah dan komunitas. Solusi  : Membuat kebijakan yang inklusif dan mendukung keberagaman, Membuat kebijakan yang inklusif dan mendukung keberagaman, Meningkatkan pendidikan tentang integrasi nasional, dan Meningkatkan kerja sama antara-kelompok dan antar-daerah.
Peran Mahasiswa dalam Memperkuat Integrasi Nasional
- Membangun Toleransi dan Kerjasama Antar Mahasiswa UNISSULA
Mahasiswa harus menjadi contoh dalam membangun toleransi dan kerjasama antar sesama. Strategi Membangun Toleransi, seperti : Membuat ruang diskusi terbuka untuk membahas perbedaan pendapat, Menggunakan metode pembelajaran yang interaktif dan partisipatif, Mengorganisir kegiatan sosial dan komunitas untuk memperkuat hubungan, dan Menghargai dan mengakui perbedaan sebagai kekuatan. Strategi Membangun Kerja Sama, seperti : Mengadakan pertukaran ide dan pengalaman antar mahasiswa UNISSULA, Mengadakan diskusi kelompok untuk memperkuat komunikasi.
- Mengurangi Radikalisasi dan Menumbuhkan Nilai Pancasila
 Mahasiswa perlu menjaga dan memperkuat nilai-nilai Pancasila, sebagai dasar negara yang mengedepankan nilai kebersamaan dan persatuan. Kampus harus menjadi ruang untuk memperkenalkan pemahaman yang benar tentang ideologi bangsa. Mengurangi radikalisme dan membangun nilai-nilai Pancasila merupakan upaya strategis untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Strategi Mengurangi Radikalisme, meliputi  : Pendidikan karakter dan nilai-nilai Pancasila di sekolah dan masyarakat, Dialog terbuka dan diskusi tentang toleransi dan keberagaman, Meningkatkan kesadaran akan bahaya radikalisme, dan Mengembangkan kebijakan inklusif dan anti-diskriminasi.
- Partisipasi dalam Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan
Melalui kegiatan sosial dan kemanusiaan, mahasiswa dapat mempererat hubungan antar kelompok yang berbeda. Program-program seperti pengabdian masyarakat, bantuan bencana, atau kegiatan solidaritas sosial bisa menjadi cara efektif bagi mahasiswa untuk berkolaborasi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Cara berpatisipasi  : Cari informasi tentang kegiatan sosial di kampus melalui website, media sosial, atau papan pengumuman, Hubungi organisasi mahasiswa atau lembaga kemahasiswaan, Ikuti kegiatan komunitas di kampus,dan Buat kegiatan sosial sendiri dengan teman atau komunitas.
- Pendidikan Multikultural dan Pengembangan Karakter
 Kampus harus memperkenalkan konsep multikulturalisme yang mengajarkan pentingnya saling menghormati perbedaan budaya, agama, dan etnis. Melalui pendidikan yang berbasis pada nilai kebhinekaan, mahasiswa dapat lebih mudah menerima perbedaan dan menjadikan perbedaan tersebut sebagai kekuatan. Strategi Pengembangan Karakter Mahasiswa : Pendidikan karakter melalui kurikulum, Kegiatan ekstrakurikuler (olahraga, seni, sosial), Program magang dan praktikum, Program magang dan praktikum, dan  Kegiatan komunitas dan sosial.
- Menyebarkan Informasi yang Positif dan Mengedukasi Sesama