Shafiyya Putri Roikhan, mahasiswa semester 7 jurusan Psikologi Universitas Negeri Malang memiliki tekad untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat dengan memperhatikan kesehatan mental seluruh masyarakat, tidak hanya kepada sesama anak muda, tetapi juga lansia.
Sebagai mahasiswa psikologi, yang identik dengan kepedulian terhadap isu-isu kesehatan mental, mahasiswa yang akrab dipanggil Shafiyya ini mengemukakan program Ajak Lansia Sehat Raga Serta Jiwa dengan Prolanis. Prolanis sendiri merupakan singkatan dari Program Pengelolaan Penyakit Kronis dengan serangkaian kegiatan berupa pemeriksaan fisik rutin: cek tekanan darah, tinggi badan, berat badan, dan menentukan indeks massa tubuh, kemudian dilakukan juga pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari pemeriksaan gula darah setiap bulan bagi penderita diabetes, pemeriksaan profilipid untuk penderita hipertensi dan diabetes setiap enam bulan. Selain pengecekan kondisi fisik dan laboratorium, yang menjadi kunci ketertarikan Shafiyya terhadap Prolanis yakni kegiatan senam.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Lutfiasih & Nailul (2018) senam Prolanis merupakan salah satu kegiatan olahraga bagi lansia untuk meningkatkan daya tahan paru-paru dan jantung. Peningkatan aktivitas saat senam, akan meningkatkan metabolisme dan membakar lemak, serta mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti stroke, penyakit jantung, dan hipertensi.
Melalui arahan dosen pembimbing Faliha Muthmainah S.Psi., S.Pd.I., M.Si., program Ajak Lansia Sehat Raga Serta Jiwa dengan Prolanis dilaksanakan pada Sabtu (9/11/23) di UPT Puskesmas Turen dengan diikuti oleh kurang lebih 30 lansia yang sebagian besar adalah wanita. Senam dilakukan pada pukul 06.30 WIB menunggu kedatangan instruktur senam dan peserta lainnya.
“Biasanya dimulai sekitar setengah tujuh, Mbak, tapi kebanyakan teman-teman datang jam enam, takut kalau telat sama kesiangan. Kalau di rumah saya jarang gerak soalnya, kalau sama senam jadi semangat, soalnya bareng-bereng juga sama yang lain, enak, nggak sepi,” ujar salah satu lansia yang antusia mengikuti senam prolanis dengan datang lebih awal.
Melihat antusiasme yang begitu nyata, Shafiyya semakin yakin bahwa senam ini memberikan dampak yang tidak hanya bisa dirasakan dalam bentuk fisik lebih prima, namun juga dapat mengobati rasa kesepian yang sering dikeluhkan lansia ketika anak-anak dan anggota keluarga lain sibuk dengan kesibukan masing-masing, sedangkan para lansia yang notabene hanya bisa berdiam diri di rumah karena mudah kelelahan dan memiliki riwayat penyakit kronis yang tidak dianjurkan untuk berpergian jauh. Dalam hal kegiatan senam ini, kondisi psikososial lansia menjadi lebih meningkat karena adanya pengalaman dan tingkah laku atau kegiatan yang dipengaruhi situasi-situasi sosial dengan melakukan interaksi dengan sesama lansia lain sehingga perasan kecemasan akan kesendirian tidak lagi dirasakan karena sudah melakukan interaksi sosial untuk pemenuhan kesehatan mental dan emosinya.
“Menurut saya senam Prolanis ini merupakan kegiatan yang sangat luar biasa untuk meningkatkan kesehatan lansia, selain dari sisi pencegahan penyakit kronis yang diderita, para lansia juga merasa dapat bertemu rekan seumuran sesama penderita sehingga mendapat dukungan sosial dari ikutnya mereka senam Prolanis ini,” ujar Shafiyya setelah ikut senam Prolanis bersama para lansia.
Senam dimulai dengan gerakan pemanasan ringan untuk mempersiapkan tubuh agar tidak kaget dengan gerakan-gerakan memacu daya tahan paru-paru dan jantung. Terlihat instruktur senam yang begitu enerjik dan semangat dalam mencontohkan gerakan-gerakan yang mudah diikuti oleh lansia serta ditambah dengan musik yang seru dan beat yang menyenangkan membuat para lansia semakin bersemangat dan tak bosan-bosan berteriak lantang untuk memicu semangat peserta lain. Meskipun didominasi oleh lansia wanita, lansia pria yang berjumlah hanya lima orang tidak kalah heboh melontarkan teriakan-teriakan pembakar semangat sehingga suasana begitu pecah seperti sudah bersama keluarga sendiri. Suasana benar-benar hangat dan harmonis membuat para lansia seperti memiliki rumah kedua meski hanya sekali dalam seminggu.