Mohon tunggu...
Shafira aulia salma
Shafira aulia salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Blog milik Shafira Aulia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak Luka yang Menguatkan

28 Oktober 2024   10:43 Diperbarui: 28 Oktober 2024   10:50 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Alamy.com

Mereka bilang luka akan membuatmu lebih kuat,
Seperti baja yang ditempa dalam api membara.
Tapi tak ada yang bercerita tentang prosesnya,
Tentang bagaimana rasanya terbakar dan meleleh,
Sebelum akhirnya membeku menjadi lebih tangguh.

Di sudut kamar, kenangan menari-nari,
Mengejek dengan tawa yang memekakkan telinga.
Kau duduk memeluk lutut, mencoba bertahan,
Sementara dunia terus berputar tak peduli.
Bukankah waktu seharusnya menyembuhkan?

Pagi datang dengan sejuta pertanyaan,
"Sudahkah kau bangkit? Sudahkah kau melupakan?"
Tapi mereka tak tahu bahwa dalam setiap nafas,
Masih tersisa serpihan duka yang menusuk-nusuk.
Katanya ini akan membuatmu lebih kuat.

Kau berjalan di antara keramaian kota,
Menyembunyikan luka di balik senyum palsu.
Orang-orang berlalu lalang dengan cerita mereka,
Tak satu pun yang tahu betapa beratnya,
Membawa beban ini sendirian.

Malam-malam panjang menjadi saksi,
Bagaimana kau bergulat dengan kesedihan.
Mencoba merangkai kembali kepingan diri,
Yang berserakan seperti pecahan kaca.
Katanya ini bagian dari proses pendewasaan.

Ada kalanya kau lelah berpura-pura tegar,
Ingin rasanya menyerah pada kegelapan.
Tapi sesuatu dalam dirimu menolak kalah,
Seperti tunas yang tetap tumbuh di tanah gersang.
Mungkin inilah yang mereka sebut kekuatan.

Perlahan, sangat perlahan, kau mulai mengerti,
Bahwa luka ini tak akan pernah benar-benar hilang.
Ia akan selalu ada, seperti bekas luka di kulit,
Mengingatkanmu pada pertempuran yang telah kau lalui.
Dan mungkin, itulah yang membuatmu lebih bijak.

Di ujung perjalanan ini, kau akan berdiri tegak,
Menatap ke belakang dengan senyum yang berbeda.
Bukan lagi senyum palsu untuk menutupi luka,
Tapi senyum yang lahir dari pemahaman mendalam,
Bahwa kau memang lebih kuat dari yang kau kira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun