Brebes (27/07) -- Dalam rangka menjawab tantangan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, para mahasiswa ini melaksanakan program kerja multidisiplin yang berfokus pada pengelolaan sampah organik menjadi pupuk organik cair (POC), serta pendampingan pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA). Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 27 Juli 2023, di balai desa Sisalam, ini turut dihadiri oleh Kepala Desa Sisalam, perangkat desa, mahasiswa KKN, dan sekitar 30 warga desa.
Sampah organik menjadi sorotan utama dalam program ini. Mahasiswa KKN Tim II Undip mengeksplorasi pengelolaan sampah organik, seperti air cucian beras, sayuran, buah yang telah busuk, dan limbah kulit bawang, menjadi pupuk organik cair yang bernilai. Kebutuhan akan pengelolaan sampah organik menjadi semakin krusial seiring dengan melimpahnya limbah organik yang dihasilkan, terutama setelah momen panen raya bawang merah. Pupuk organik cair ini dihasilkan melalui pencampuran limbah kulit bawang merah, air cucian beras, air bersih, dan EM4 (aktivator). Proses pembuatannya melibatkan fermentasi, di mana limbah kulit bawang dicampur dengan air bersih, air cucian beras, dan EM4 dalam wadah yang ditutup. Pupuk organik cair ini nantinya akan menjadi sumber kekayaan bagi pertumbuhan tanaman di lahan pertanian dan taman warga.
Selain itu, program ini juga mengajak warga untuk mendapatkan manfaat dari tanaman obat keluarga (TOGA). Melalui pendampingan yang cermat, mahasiswa KKN Tim II Undip memberikan panduan dan pengetahuan kepada warga tentang penggunaan tanaman obat yang dapat dijadikan solusi alternatif dalam menjaga kesehatan. Dalam rangkaian kegiatan ini, tanaman-tanaman obat yang memiliki potensi sebagai obat tradisional ditanam di berbagai sudut desa. Langkah ini sejalan dengan semangat pelestarian kearifan lokal dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan sehari-hari.
Dengan integrasi POC dan TOGA, para mahasiswa KKN Tim II Undip tidak hanya mengelola sampah secara lebih berkelanjutan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih makmur dan sehat. Melalui pendekatan ini, mereka memberikan contoh konkret bagaimana kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan dalam aksi nyata yang memiliki dampak positif. Program ini bukan sekadar pengelolaan sampah dan tanaman, tetapi sebuah perwujudan upaya kolektif untuk membangun desa yang lestari dan berdaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H