Mohon tunggu...
Shafira Qurrotu
Shafira Qurrotu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger

....

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Indonesia Berganti Status ke Endemi, Inikah Akhir dari Tes PCR?

19 April 2022   12:31 Diperbarui: 19 April 2022   12:34 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanggapi isu bertransisinya Indonesia dari pandemi ke endemi, pelaku bisnis mesin PCR (Polymerase Chain Reaction), Agung Indra Riantara (49), mengatakan bahwa test PCR masih penting kegunaannya. Selain untuk tracking pasien yang mengidap Covid-19, tes PCR juga dapat mendeteksi penyakit lain.

“PCR bila dikaitkan dengan status pandemi ke endemi, masih sangat dibutuhkan,” papar Agung saat dikunjungi Mahasiswa Ilkom UNIBI, Sabtu (9/4/22).

Menurut Agung, tes PCR adalah hal penting dalam bidang kesehatan. Apalagi untuk di kondisi saat ini. Ia menganggap tes PCR sebagai sebuah terapi awal dalam melakukan tindakan medis. Bila pasien terdeteksi positif Covid-19, maka ia harus dirawat terlebih dahulu sampai sembuh. Dan selama itu, mereka tidak diperbolehkan untuk mendapatkan perawatan dari medis.

“Sudah ada regulasinya bahwa di setiap rumah sakit yang akan melakukan tindakan medis, wajib harus diPCR terlebih dahulu. Karena apa? Jika pasien tersebut itu dinyatakan positif (Covid-19), maka tindakan medis tidak boleh dilakukan, namun prioritasnya adalah pasien tersebut harus sembuh dari virus Corona,” kata pelaku bisnis mesin PCR tersebut.

Agung pun mengulas kembali riwayat penggunaan test PCR yang pernah digunakan pada tahun 2013 silam. Berkaitan dengan penyebaran virus Ebola di Afrika Barat. Ia menyamakan keadaan saat itu dengan keadaan sekarang dalam konteks penggunaan tes PCR.

“Sebelum adanya virus corona, itu(mesin PCR) sudah banyak digunakan untuk men-tracking kasus-kasus selain virus corona. Contoh, virus Ebola di tahun 2013, di Africa Barat, kasus Ebola ini sangat melejit dan menyebabkan pandemi juga. Dan salah satu metode tracking ini menggunakan mesin PCR,” ujar Agung.

Ia menambahkan beberapa kegunaan lain dari mesin PCR. Seperti untuk mendeteksi penyakit HIV, Pneumoni, TBC dan bahkan untuk tes DNA. Hal ini pun mempertegas posisi pentingnya mesin PCR dalam perubahan status endemi Indonesia.

Agung juga kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan prokes kesehatan, mau itu pada saat sekarang atau jikalaupun Indonesia berhasil mengganti statusnya menjadi endemi nanti. Serta mengajak kita untuk selalu berdoa agar pandemi cepat berlalu sehingga bisa beraktifitas ke sedia kala kembali.

“Yang terpenting adalah tetap jalankan prokes aja, terutama yang 3M. Pakai  terus maskernya, rutin cuci tangannya, dan juga tetap menjaga jarak. Juga kuatkan imun selalu dengan rajin makan yang sehat dan olahraga. Berdoa ajalah semoga pandemi ini cepat berakhir, biar kita bisa berkatifitas kembali kayak dulu lagi,” tandas Agung.

Sementara itu, WHO mengumumkan akhir Februari lalu bahwa periode ancaman yang diciptakan oleh Covid-19 diperkirakan akan berakhir sampai pertengahan 2022. Jika dua persyaratan terpenuhi, prediksi ini dapat dipenuhi. Mana yang pertama, yaitu ketika tingkat vaksinasi sudah tinggi dan menyebar di beberapa negara secara merata. Kedua, ketika gejala dari bentuk Covid-19 telah menjadi tidak seganas daripada varian sebelumnya. (Sumber : Pandemi Covid-19 Akan Jadi Endemi, Ini Syarat & Prediksinya diakses pada tanggal 13 April 2022 pukul 23.04 WIB) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun