Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unnes, Mahasiswa KKN Unnes Giat 10 di Desa Laban ikut serta dalam mengupayakan ketahanan pangan dengan memberdayakan kelompok wanita tani Hijau Makmur Desa Laban. Sorotan utama pada kegiatan ini yaitu pemanfaatan sampah organik rumah tangga, Kelompok GIAT 10 UNNES Desa Laban menyelenggarakan acara Sosialisasi dan Demonstrasi pembuatan Pupuk Organik, kegiatan ini diikuti oleh kelompok wanita tani (KWT) Hijau Makmur Desa Laban. Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu, 4 Januari 2025 bertempat di gedung pertemuan KWT Hijau Makmur Desa Laban.
Pada kesempatan ini peserta GIAT 10 Desa Laban memperkenalkan pembuatan Pupuk Organik dengan metode ember tumpuk, dimana metode ember tumpuk ini diperkenalkan oleh Nasih Widya Yuwono, S.P., M.P, beliau merupakan dosen fakultas pertanian UGM. Metode ember tumpuk ini telah  digunakan di banyak restoran di Jogja. Metode ini juga diklaim sangat cocok untuk lingkungan padat penduduk karena dalam proses pengomposan tidak menghasilkan bau busuk. Bahan baku utama dalam pembuatan kompos ini pun sangat mudah didapat, mulai dari sisa sampah dapur dan makanan hingga rumput dan daun. Metode ember tumpuk ini juga banyak digunakan oleh masyarakat sebagai metode pembuatan eco enzim yang berfokus pada pengolahan limbah kulit buah.
Dalam proses pembuatan metode ember tumpuk memerlukan 2 buah ember dengan salah satu ember memiliki kran air sebagai jalan keluarnya pupuk organik cair (POC). Ember yang lain memiliki lubang - lubang kecil yang berfungsi sebagai filter untuk memisahkan pupuk kompos dan POC. Selain itu bahan yang digunakan sebagai media pengomposan adalah arang sekam, larutan EM4 dan Maggot. Metode ember tumpuk ini dapat menghasilkan POC atau pupuk organik cair, pupuk kompos dan maggot, dengan daya tahan penyimpanan hingga 1 tahun.Â
Selain kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan ember tumpuk Kelompok GIAT 10 UNNES Desa Laban juga membagikan bibit tanaman kepada anggota KWT Hijau Makmur, adapun bibit - bibit yang dibagikan merupakan bibit persemaian yang berasal dari BPDAS Solo dengan jenis alpukat, tabebuya, rambutan, matoa, dan durian. Tujuan pembagian bibit tersebut dilakukan untuk penanaman bersama sekaligus sebagai demonstrasi pengaplikasian hasil pengomposan dari metode ember tumpuk.
Menurut Zahra Rafida selaku ketua pelaksana kegiatan memaparkan "program kerja ini merujuk pada kegiatan yang dirancang oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES, yaitu mahasiswa penggerak pancasila. Dengan tagline Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari desa, kami berfokus pada ketahan pangan yang dapat dilakukan dengan pengolahan sampah dari lingkup yang paling kecil yaitu rumah tangga".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H