- Untuk mengembangkan identitas diri.
Seperti contoh yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat pemuda yang ingin terlihat hits sesuai dengan trend yang berkembang. Hal ini terjadi karena, pemuda tersebut bisa mendapatkan uang atau penghasilan dari sosial media dengan citra diri yang ia miliki, bisa mempertahankan harga diri mereka di sosial media, dan bisa juga untuk menciptakan identitas diri mereka yang sesuai dengan kebutuhan di sosial media.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa sosial media sebagai front stage, dimana para pemuda sebagai aktor memiliki setting dan alur sendiri dalam memainkan peran yang mereka ingin tunjukan kepada orang lain di sosial media mereka yang berperan sebagai penonton. Para pemuda dalam merepesentasikan diri di dalam sosial media akan menunjukkannya berdasarkan peran tertentu, yang disesuaikan dengan kesempatan dan pertunjukan seperti apa yang ingin ditampilkan. Sehingga, para pemuda bisa menggunakan sosial media sebagai sarana atau fasilitas untuk mencari kesenangan dan keuntungan dengan menunjukkan kegiatan yang sifatnya jauh dari kepribadian diri yang sebenarnya atau realitas kehidupannya yang mengakibatkan pemuda sebagai pelaku atau aktor akan membentuk kepribadian diri yang lain di sosial media.
(Shafira Miftahul J., Mahasiswi Pendidikan Sosiologi FIS UNJ)
Referensi
Goffman, Erving. (1959). The Presentation of Self in Everyday Life. New York:Knopf Doubleday Publishing Group.
Goffman, E. (1994). The Presentation of Self: Goffman Dramaturgical Model.
Hanika, I. M. (2016). Self Presentation dalam Kehidupan Virtual. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 13, Nomor 1.
Khomalia, I., & Rahman, K. A. (2018). Micro Hijabers Celebrity: Membentuk Identitas dengan Update Self-Story via Instagram (Kasus Dian Pelangi). NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, Vol. 2, No. 1, 33-42.
Pebriani, D. (2021). Citra Diri dan Media Sosial Kajian Teori Dramaturgi Tentang Tindakan Mahasiswa dalam Menggunakan Instagram (Studi Kasus pada Mahasiswa FISIP USU).