Cuaca yang kita rasakan saat ini jauh berbeda dengan cuaca pada jaman dahulu. Dahulu cuaca begitu sejuk dan segar, meskipun siang hari kita tidak membutuhkan kipas angin ataupun AC. Berbeda dengan cuaca yang kita rasakan saat ini sangatlah panas dan gerah, terutama cuaca pada siang hari. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya suhu bumi yang terkenal dengan pemanasan global atau global warming.
Pemanasan global terjadi akibat adanya efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca. Gas-gas yang menyebabkan efek rumah kaca diantaranya uap air, karbon dioksida, metana, ozon, dinitrogen oksida, CFC (kloro fluoro klorida) gas karbon dioksida. Gas ini disebabkan oleh adanya aktifitas manusia terutama pada pembakaran bahan bakar fosil, misalnya bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin dan solar.
Dahulu transportasi seperti motor, mobil sangatlah jarang. Sehingga untuk keluar rumah masyarakat lebih memilih untuk naik sepeda atau berjalan kaki. Untuk pergi ke pasar, ke sekolah, ke tempat kerja atau tempat yang jauh angkutan umum adalah pilihan masyarakat jaman dahulu. Contoh angkutan umum adalah kereta api, bus kota, mini bus dan oplet. Lain halnya dengan keadaan sekarang, kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat menyebabkan kepemilikan kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua bertambah luar biasa dari tahun ke tahun. Rata-rata tiap kepala keluarga mempunyai mobil dan setiap anggota keluarga hampir rata-rata mempunyai sepeda motor sendiri-sendiri bahkan dalam satu KK ada yang mempunyai lebih dari satu mobil. Hal ini juga dikarenakan semakin banyaknya dibangun jalan-jalan yang mulus serta bahar bakar minyak (BBM) yang harganya sangat terjangkau.
Banyaknya kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat inilah yang menimbulkan banyak masalah lingkungan, khususnya di perkotaan. Salah satu dampaknya adalah terjadinya polusi udara yang mencemari lingkungan dan juga hampir setiap hari dan setiap waktu kemacetan terjadi di mana-mana. Harus ada Upaya yang harus dilakukan untuk dapat mengurangi bahkan mencegah terjadinya polusi udara, efek rumah kaca dan kemacetan jalan raya.
Upaya pemerintah Untuk mengatasi kemacetan maupun polusi udara dan efek rumah kaca adalah menghimbau Masyarakat untuk beralih menggunakan angkutan umum, membiasakan berjalan kaki atau bersepeda. Upaya yang lain adalah dengan melakukan pemerataan trnsportasi public berbasis rel. Pembangunan rel-rel kereta api di berbagai daerah sehingga terjadi pemerataan kereta api di seluruh daerah Indonesia.
Kereta api mempunyai kapasitas penumpang yang lebih banyak dibandingkan dengan transportasi darat yang lainnya. Hal ini dapat mengurai terjadinya kemacetan lalu lintas. Emisi yang dihasilkan kereta api juga jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan mobil atau pesawat, sehingga dapat mengurangi polusi udara, meningkatkan kesehatan pribadi dan menciptakan kondisi udara yang lebih bersih dan ramah lingkungan dan yang lebih penting dapat mengurangi terjadinya gas penyebab efek rumah kaca.
Perusahaan Kereta Api Indonesia (KAI ) memiliki layanan, yaitu dengan menggunakan yakni KRL yang merupakan kereta ramah lingkungan, karena menggunakan sumber energi listrik yang bebas emisi sehingga KRL memiliki peran yang besar dalam melestarikan lingkungan.
Mari kita dukung program pemerintah untuk mengurangi kemacetan, polusi udara maupun efek rumah kaca dengan bepergian menggunakan jasa kereta api dan KRL.
Referensi :
ANANDA, SAIFUL ANAM. “ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEMACETAN LALU LINTAS DIJALAN VETERAN JEPARA.” SKRIPSI, 2021, repository.unimar-amni.ac.id/3705.
Ibrahim , Sani Malik. “Gerakan Nasional Kembali Ke Angkutan Umum.” Dephub.go.id, 2 Mar. 2022, dephub.go.id/post/read/gerakan-nasional-kembali-ke-angkutan-umum.