Mohon tunggu...
SHAFIRA AZZAHRO
SHAFIRA AZZAHRO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Adanya Kurikulum yang Baru Menyulitkan Siswa?

10 Oktober 2023   12:08 Diperbarui: 10 Oktober 2023   14:11 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pendidikan adalah hal yang utama bagi masyarakat Indonesia. Adanya pendidikan juga untuk mencerdaskan anak bangsa di negeri ini. Pendidikan juga adalah hal yang wajib dijalani,baik dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan juga bermanfaat bagi kita untuk melatih wawasan yang dapat berguna bagi masadepan kita. Pendidikan juga dapat berupa banyak hal, seperti ilmu budaya, ilmu menghitung, ilmu menghafal, dan ilmu membaca.

    Pembelajaran oleh pelajar dapat belajar dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Dengan majunya zaman pembelajaran sekarang banyak berbagai jenisnya, seperti pembelajaran kesenian. Semakin majunya zaman maka pembelajaran semakin banyak pula jenisnya. Banyaknya jenis pembelajaran yang muncul terkadang menyulitkan siswa dan juga orang tua siswa. Pendidik yang bertugas membimbing siswa juga bingung mempelajari hal tersebut. Hal itu membuat banyak pandangan megenai kurikulum baru di berbagai sudut pandang.

    Mungkin bagi beberapa orang dengan adanya kurikulum itu malah memudahkan banyak orang. Hal tersebut memang bisa dikatakan mudah tetapi juga menyulitkan beberapa orang. Terlihat di beberapa sekolah dengan adanya kurikulum yang baru malah membuat siswa semakin tidak paham mengenai materi yang dijelaskan. Orang tua siswa pun terkena dampaknya,karena materi atau kurikulum yang dipakai mereka itu berbeda jauh dengan kurikulum yang saat ini. Sehingga saat ada tugas dirumah,siswa tidak bisa meminta bantuan kepada orang tuanya ataupun ke kakaknya. Karena, materi yang diajarkan atau kurikulum yang digunakan itu sangat sulit untuk diajarkan kepada mereka.

     Kurikulum  yang baru itu sebenarnya tidak salah. Akan tetapi, jika kurikulum itu tidak dipahami secara mendalam ,maka akan berdampak kepada siswa dan orang tua siswa nantinya. Kurikulum  yang baru juga mempunyai maksud yaitu menyempurnakan dari kurikulum  yang seblumnya. Diharapkan juga dengan adanya kurikulum baru bisa memudahkan siswa dalam memahami materi. Akan tetapi, hal tersebut tidak sesuai yang diharapkan. Dengan adanya kurikulum baru yang secara mendadak malah membuat siswa dan guru kebingungan dengan adanya kurikulum baru.

      Kurikulum yang berkembang di Indonesia ini sangat banyak. Semakin berkembangnya kurikulum di Indonesia maka seorang pendidik harus bisa memahami kurikulum baru tersebut. Pendidik juga harus tau bagaimana mengajarkan ke muridnya mengenai materi di kurikulum baru agar siswa nantinya paham atau memahami apa yang disampaikannya. Selain itu, pendidik harus banyak berkreasi agar siswa itu bisa fokus terhadap materi yang diberikan. Sehingga siswa tidak ramai ataupun usil saat pembelajaran.

     Kurikulum juga harus memiliki kereasi bermacam supaya siswa/siswi dapat menerima materi yang di ajarkan. Kreasi itu dapat tergantung pada model, strategi, metode, pendekatan, dan teknik yang dibawakan untuk mengajar siswa/siswi tersebut. Guru juga harus menyesuaikan dengan kurikulum yang terbaru. Jika guru tidak menguasai atau tidak bisa menyesuaikan pada kurikulum terbaru maka akan susah dalam membimbing siswa/siswi dalam belajar. Guru juga harus memperhatikan pola belajar siswa/siswi dalam proses pembelajaran.

    Dikarenakan banyaknya siswa/siswi tidak mengerti apa yang guru terangkan. Seperti saat pembelajaran matematika. Karena pada saat pembelajaran matematika banyak siswa/siswi tidak konsentrasi di karenakan membosankan dan tidak ada hal menarik untuk dibahas. Manfaat guru dapat memahami materi kurikulum terbaru adalah dapat memiliki trik agar siswa/ siswi tidak merasa bosan. Guru juga bisa memberikan suasana agar murid tidak bosan seperti adanya game yang mengenai materi tersebut atau ice breaking ditengah pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun