Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) telah mengakui adanya kasus perundungan dan pemalakan di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). FK Undip juga menyampaikan permintaan maaf serta meminta arahan untuk memperbaiki sistem internal mereka.
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan, perundungan di FK Undip sudah terjadi selama 3 tahun belakangan ini lalu mengapa hal ini baru hangat dibicarakan akhir akhir ini ?
Pada tanggal 14 Agustus 2024, media dihebohkan oleh berita tentang seorang mahasiswa PPDS Anestesi dari Undip yang bunuh diri dengan menyuntikkan obat pelemas otot. Awalnya, pihak Undip enggan memberikan klarifikasi mengenai masalah ini hingga akhirnya terungkap bahwa korban mengalami perundungan oleh seniornya. Informasi ini terkuak setelah kapolsek membaca buku harian korban dan mengonfirmasi kebenarannya. Selain perundungan, voice note yang dikirimkan korban kepada ayahnya juga menunjukkan bahwa korban mengalami pemerasan dan eksploitasi oleh dokter senior di Undip. Korban bahkan dipaksa untuk bekerja keras di Rumah Sakit Dr. Kariadi, Semarang.
Dari dulu kasus pembullyan di Fakultas kedokteran sudah terjadi di kampus manapun. Mungkin bukan hanya di FK Undip saja, pasti ada pembullyan atau senioritas di perguruan tinggi lainnya. Hanya saja banyak mahasiswa/dokter yang tidak berani speak up karena beberapa alasan, seperti ketakutan bahwa perundungan akan semakin buruk, merasa tidak ada perubahan meskipun sudah dilaporkan, merasa tidak berdaya, dll. Terkait kasus perundungan yang diakui oleh Fakultas Kedokteran (FK) Undip dan RS Kariadi Semarang mencerminkan adanya masalah serius dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia. Pengakuan ini menunjukkan bahwa tindakan perundungan, terutama di lingkungan akademik seperti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), terkait kasus perundungan yang diakui oleh fk undip dan rs kariadi semarang membuktikan adanya masalah serius dalam sistem pendidikan kedokteran di indonesia. Pengakuan ini menunjukan bahwa tindakan perundungan terutama di lingkungan akademik seperti kampus atau PPDS merupakan isu yang tidak bisa dianggap sepele.
Pentingnya reformasi internal menjadi kunci untuk mencegah terulangnya peristiwa ini dengan mengedepankan kesejahteraan peserta didik dan integritas institusi medis demi menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung
Kejadian tersebut memunculkan kekhawatiran mendalam akan kesehatan mental di lingkungan pendidikan, khususnya kedokteran, dimana tuntutan akademis yang tinggi sering kali diabaikan yang memunculkan dampak pada psikologis mahasiswa maka dari itu pentingnya kesehatan mental terutama di lingkungan pendidikan sangat penting, institut pendidikan dan fasilitas kesehatan seharusnya memberikan perhatian lebih kepada kesejahteraan mental mahasiswanya dengan menyediakan layanan konseling yang efektif dan lingkungan yang mendukung, tindakan preventif perlu diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh korban bullying yang pertama, cek kebijakan kampus karena ada beberapa kampus yang menyediakan layanan saluran pengaduan. kedua, jika sudah melapor ke kampus dan tidak ada perkembangan maka bisa  membuat Laporan pengaduan ke ULT Kemendikbudristek. selain itu pihak kampus juga dapat menyediakan layanan konseling seperti UPP ( Unit Pelayanan Psikologi ) yang ada di Universitas Airlangga untuk penanganan stres dan kecemasan karena mahasiswa sering mengalami stres dan kecemasan terkait studi, kehidupan sosial, dan tekanan lainnya. Konseling membantu mereka mengelola perasaan ini dan menemukan cara untuk mengatasinya.  Layanan konseling dapat membantu mahasiswa mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan mental sejak dini sebelum menjadi lebih serius. Konseling membantu mahasiswa menemukan keseimbangan antara akademik, sosial, dan kehidupan pribadi mereka, yang penting untuk kesejahteraan secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H