Kontrak derivatif merupakan kesepakatan yang melibatkan dua pihak atau lebih dengan tujuan untuk jual beli aset atau komoditas. Nilai instrumen ini bergantung pada nilai dari aset yang mendasarinya. Kontrak derivatif mencakup berbagai jenis instrumen seperti opsi, futures, forward, dan swap yang memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda.
Beberapa ahli mengidentifikasi potensi permasalahan dalam kontrak derivatif sebagai berikut:
- Risiko Kredit:Â Salah satu masalah utama dalam kontrak derivatif adalah risiko kredit. Ketidakmampuan salah satu pihak untuk memenuhi kewajiban pembayaran dapat mengakibatkan kerugian finansial. Pengelolaan risiko kredit menjadi sangat penting dalam transaksi derivatif.
- Risiko Pasar:Â Volatilitas pasar sangat memengaruhi kontrak derivatif. Perubahan tiba-tiba dan signifikan dalam harga aset dasar dapat menyebabkan kerugian besar bagi pihak yang terlibat. Penggunaan model matematika dalam menilai harga dan risiko derivatif juga mengandung ketidakpastian.
- Risiko Likuiditas:Â Ketidakmampuan untuk mengeksekusi kontrak derivatif dengan harga yang wajar karena kurangnya likuiditas di pasar dapat menyebabkan masalah. Risiko likuiditas perlu diperhatikan secara cermat.
- Risiko Model: Penggunaan model matematika dalam menilai harga dan risiko derivatif dapat mengandung ketidakpastian. Kesalahan dalam model dapat berdampak signifikan pada hasil transaksi.
- Risiko Operasional: Terdapat risiko operasional dalam pelaksanaan kontrak derivatif, termasuk kesalahan sistem, kegagalan teknologi, dan masalah administrasi. Pengelolaan risiko operasional menjadi penting untuk menghindari gangguan dalam transaksi.
Dari pandangan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa potensi permasalahan pada kontrak derivatif meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko model, dan risiko operasional. Pelaku pasar dan regulator perlu memperhatikan berbagai aspek ini dan mengimplementasikan langkah-langkah untuk memitigasi risiko yang terkait. Meskipun risiko-risiko ini tidak dapat dihindari sepenuhnya, perusahaan dapat mengelolanya dengan berbagai cara, dan manajemen risiko menjadi krusial dalam konteks ini (Djojosoedarso, 1999).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H