Mohon tunggu...
Santi Santika Wahyuni
Santi Santika Wahyuni Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

writer, entreupreneur, technology enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Cinta untuk Suamiku

4 Mei 2012   15:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:42 2621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1336146626456650142

[caption id="attachment_175412" align="aligncenter" width="300" caption="(Sumber : Pakde Google Image)"] [/caption]

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Suamiku sayang, apa kabarmu hari ini ?

Semoga Allah selalu menyayangimu disetiap detak nafas dan dzikirmu. Aamiin..

Sayang...

Ini adalah suratku untuk pertama kalinya setelah kau ucap alunan syahdu dari ijab qabulmu kemarin.

Aku memberanikan diri untuk memberikan judul “Surat Cinta untuk Suamiku”. Maafkan aku jika isinya tidak sebagus judulnya.

Sayang...

Betapa bahagianya aku hingga aku tak tahu dan kebingungan untuk mengungkapkannya dalam tulisan ini.

Rasaku tak cukup hanya dengan untaian kata,

Tak cukup rasanya jika hanya dengan barisan kalimat indah,

Tak mampu tergambar meskipun dengan tinta emas sekalipun.

Semuanya terlalu indah, Sayang...

Sayang...

Aku masih kebingungan saja dari tadi,

Tak kutemukan kanvas yang membingkai semua warna tentangmu...

Karena kau begitu indah disini, dihatiku...

Sayang...

Tahukah betapa besar rasa syukurku padaNya ketika Allah memilihmu menjadi pendampingku.

Tak pernah ku merasa cukup untuk mensyukuri nikmat ini.

Betapa aku sangat bahagia ketika kau memilihku diantara sekian banyak bidadari yang jauh lebih indah diluar sana.

Kau sangat mengenalku, aku hanya seorang wanita dengan segala ketebatasan dan kau tetap memilihku.

Duhai sayangku...

Duhai lelaki pilihan Allah untukku...

Duhai lelaki penghias mata dan hatiku...

Izinkan aku abdikan diriku padamu dengan segala ketundukan yang kumiliki.

Setelah dari lisanmu kau sebut namaku dalam lantunan ijab qabul yang suci.

Ingin aku selalu mematuhi segala inginmu selama tak bermaksiat pada sang Maha Cinta.

Duhai lelaki peneduh hatiku...

Aku tahu, diri ini tak sejelita dan tak secerdas Aisyah.

Apalagi berharap untuk sejajar dengar ketakwaan seorang Khadijah.

Namun, aku sungguh akan belajar mencintaimu seperti mereka mencintai Rasulullah, dalam cinta yang terbingkai atas namaNya.

Duhai mata yang selalu membuatku tersenyum...

Hari ini, adalah pagi pertama yang kulalui bersamamu,

Kusuguhkan senyum dan salamku saat kau buka matamu.

Dan kita bermunajat bersama kepadaNya untuk kebaikan hari ini.

Agar sepanjang hari ini selalu dalam cintaNya.

Duhai yang memberi pelangi dihidupku...

Kutulis surat ini sambil kutunggu kau pulang kerja,

Aku ingin suguhkan yang terbaik dan membuatmu bersyukur telah memilihku.

Lihat sayang, aku sudah siapkan makanan kesukaanmu.

Aku buatkan kue brownies dan puding ini untukmu, kutahu kau sangat suka makanan yang manis kan sayang ?

Aku sudah men-sketsa nya agar kau melahap manisnya semua itu sambil membaca surat ini.

Aku ingin senja ini berakhir dengan pelukan penuh rindu dan cinta karenaNya.

Aku tak sabar menunggumu kembali pulang.

Duhai pemilik rinduku..

Aku tahu betapa lelah dan penatmu hari ini, bergelut dengan rutinitasmu.

Meski baru saja hari kemarin kau lantunkan alunan ijab qabul itu.

Kau lalui semuanya dengan ikhlas dan tersenyum demi aku, amanahmu dari Allah.

Betapa sangat kuhargai setiap tetes keringatmu.

Bukan berapa banyak yang kau beri, tapi aku melihat ombak cinta yang jauh lebih besar dibanding tetes keringat dan peluhmu.

Sayangku

Akan kupastikan kau lelap dalam tidurmu, aku tak sanggup menahan air mata ketika menatap wajahmu karena satu hal lagi aku sadari.

Ternyata kaulah yang menjadi sahabat dalam lelapku, yang memelukku.

Wahai cinta yang melukis indah dirinya.

Gandeng tanganku ke FirdausNya.

Jangan segan membangunkan ku disepertiga malam terakhir.

Bersama kita mengarungi samudra cinta dalam lautan dzikir kepada Illahi.

Sayangku yang menjadi imamku kini.

Jangan pernah segan menegurku dalam setiap khilafku.

Ada kalanya aku berbuat salah kepadamu.

Bersabarla padaku, jangan membentak apalagi sampai membiarkan aku.

Kau tahu kan? Aku adalah kaum yang tercipta dari tulang rusuk yang bengkok.

Duhai kekasih dunia akhiratku (Aamiin)

Tatap mataku dengan cintamu.

Genggam tanganku dan nasihati aku dengan lembut.

Kau akan menemukan aku menangis dalam dekapanmu, dan kau akan kembali memiliki hatiku.

Sayang...

Kau adalah nahkodaku,

Kemana kau akan mengarahkan haluan rumah tangga kita?

Disitu pula aku akan mengikutimu.

Maka jadilah imam yang baik untukku.

Ajarkan aku mencintaimu karenaNya.

Ridholah padaku, agar Allah ridho padaku.

Semoga Allah memudahkan jalan kita menggapai FirdausNya.

Sayang...

Sungguh cintaku padamu akan bertambah seiring ketakwaanmu,

Dan berkurang dengan kemaksiatanmu padaNya.

Sayang, aku mencintaimu karena Allah.

Sayang, sekian dulu yah surat yang aku tulis hari ini.

Wassalamu'alaikum Wr. Wr.

------------------------------------------------------------------------------------------

Bandung, 04/05/2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun