Mohon tunggu...
Shaffira Nabilla Azmir
Shaffira Nabilla Azmir Mohon Tunggu... -

UIN SUNAN KALIJAGA/ILMU KOMUNIKASI/2015 I don't wanna be the best, I just wanna be better hidupku hanya untuk IBU.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kontroversi Pesantren

28 September 2015   17:00 Diperbarui: 28 September 2015   17:40 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pesantren ? apa yang anda fikirkan tentang tempat tersebut ? mungkin menurut anda pesantren adalah temat yang kolot, terbelakang, tidak mengikuti  zaman atau yang lainya yang berbau negative. Dari dulu sampai saat ini memang banyak atribut tak sedap yang terkenal dari pesantren, belum lagi masalah kurikulumnya yang masih kuno dan tidak maju.

Benar atau salah bila pesantren seperti itu ? Pastinya tidak. Terlepas dari kelebihan dan kekurangnya, dibalik pesantren pasti memiliki keunikan tersendiri di bandingkan lembaga atau sekolah umum lainya. Dikarenakan terdapat keunikan di pesantren, banyak para peniliti dari seluruh Indonesia maupun manca Negara yang menjadikan pesantren sebagai objek kajian penelitian mereka. Para peneliti menanggap bahwa pesantren memiliki nilai lebih yang tidak hanya pada pengayaan budi pekerti tetapi juga pada penanaman moral akidah bagi para santrinya. Tak hanya itu santri pesantren juga lebih berkepribadian yang mandiri dan tidak neko neko. Itulah keunikan pesantren bila dilihat kasat mata.

Selain banyak anggapan tentang kepribadian santrinya, selain itu banyak juga kontrofersi masalah kurikulum di pesantren. Masyarakat awam menilai bahwa kurikulum dipesantren adalah kurikulum yang tidak mengikuti zaman pendidikan sekarang, dan tidak sebagus atau sudah tidak cocok lagi di pelajari, mungkin ungkapan mereka ada benarnya. Tapi jangan di terima mentah mentah karena system kurikulum pesantren yang terbelakang tersebut sudah tidak digunakan lagi, jadi pendapat tersebut bisa dikatakan sudah tidak relevan. Sebab, saat ini pesantren juga mengadopsi kurikulum yang di anut oleh lembaga pendidikan umum lainya. Tak heran jika kolaborasi  antara kurikulum berbasis agama dan kurikulum umum itu menghasilkan output santri yang luar biasa.

Faktanya bahwa, pesantren saat ini sudah mampu untuk bersaing dengan lembaga pendidikan umum yang lain. Fakta tersebut tentu tidak seperti saat awal awal ketika banyak pesantren beridiri. Selain itu sekarang banyak pesantren yang mengalahkan kualitas pendidikan umum. Padahal bila kita melihat pesantren itu fasilitasnya masih sangat terbatas. Tetapi para pendiri dan para santri pesantren memiliki keinginginan yang kuat untuk mengunggulkan mutu dan eksistensinya agar memberi warna terhadap masa depan para penerus bangsa. Karean keinginan yang kuat itu pula, pesantren juga banyak menghasilkan alumni alumni yang luar biasa hebatnya. Mereka bersaing dengan di dasari akal dan sikap agamis, oleh sebab itu mereka para alumni juga menempati posisi penting di lembaga pemerintahan maupun perusahaan besarlainya. Contoh para alumni pesantren yang sukses dan terkenal kepiawaaianya di seluruh Indonesia. Misalnya, Din syamsudin ( ketua umu muhamdiyah ), Dahlan Iskan ( mantan menteri BUMN ), Abdurrahman wahid ( mantan presiden RI ), Musa Asy’ari ( guru besar UIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta ), dan masih banyak yang lainya. Suksenya para alumni pesantren menambah wawasan bagi kita bahwa pesantren sudah menunjukan jati dirinya sebagai lembaga yang mampu mencetak kader kader pemipin bangsa untuk berlandaskan agama, bangsa dan Negara.

Karena itu, pesantren jangan di pandang sebelah mata, sebagai lembaga pendidikan yang terbelakang dan kuno. Memang benar bahwa sarana dan prasarana mereka kalah jika dibandingan dengan lembaga pendidikan umum. Sebab, pesantren adalah lembaga swasta yang dana pembangunanya tidak murni semua dari pemerintah, pesantren lebih mandiri dan tidak terganggantug pada anggaran pemerintah, dan sikap seperti itulah yang baik. Di karenakan kurangnya sarana prasarana dan anggaran yang kurang mencukupi, di situlah para pendiri dan para santri memiliki semangat yang tinggi dan bekerja semaksimal mungkin. Termasuk bagaimana tetap menjaga keberlangsungan dalam proses belajar mengajar itu tetap berjalan baik.

Santri tidak cukup bila hanya di bekali pengetahuan agama, tapi juga harus di bekali ilmu umum dunia yang berkembang saat ini. Pesantren juga membekalinya harus dengan seimbang agar terciptanya santri yang berwawasan global dan akhirat. Bahkan sekarang banyak juga pesantren yang membuka multi studi, dan juga SMK ( sekolah menengah kejuruan ) yang tujuanya setelah di pesantren nanti bisa langsung bekerja.

Pesantren saat ini memiliki keinginan berubah yang luar biasa.  Jika dikelola dengan baik, pasti pesantren di negeri ini akan semakin berkembang. Bahkan, anggapan negative terhadap pesantren akan terkikis sendirinya.

 

Sumber: majalah al-himmah 02

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun