KANGEN JOGJA- Acara yang diselenggarakan setiap Sabtu malam di akhir atau awal bulan menampilkan hasil kreatifitas dari setiap kecamatan di Jogja baik berupa seni budaya ataupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Penampilan dari masing masing kecamatan di gilir setiap bulannya. Dari 14 kecamatan yang ada di Yogyakarta, 10 diantaranya telah lolos dalam seleksi dan penilaian saat penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) 2014/2015, kemudian berhak manggung dalam event “Kangen Jogja”.
Pesona Monumen Serangan Oemoem (SO) 1 Maret, Benteng Vrederburg, telah menarik para penyelenggara event yang resmi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menjadi penggung setiap performa seni budaya dan hasil lainnya dari masing-masing kecamatan. Acara ini pertama kali dilaksanakan di awal bulan Maret, yaitu Sabtu 7 Maret 2015, penampilan dari kecamatan Gedongtengen memulai awal acara “Kangen Jogja”. Lantaran masih permulaan, lantas digelar di awal bulan. Selanjutnya akan dilaksanakan setiap Sabtu malam di akhir bulan.
Dalam pentas Kangen Jogja kali ke 6 ini yang rutin dilaksanakan setiap bulannya, malam ini (03/10/15) Kecamatan Gondokusuman akan mendapat giliran untuk mempertunjukkan seni kreatifnya di hadapan masyarakat umum, di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret. Dan diadakan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.
Pada pentas hari ini yang dimulai pada pukul 19.00 – 22.00 WIB, Kecamatan Gondokusuman akan menampilkan banyak potensi budaya yang dimilikinya. Kesenian semacam seni, budaya, dan juga wisata akan mereka tampilkan di hadapan publik Jogja. Menurut ibu Suhendrawati ‘’ kita ini dari kecamatan gondokusuman yang menampilkan potensi potensi budaya yang ada di kecamatan kita dan yang harus dilestariakan ‘’ , beliau selaku sutradara dalam pentas ini dan beliau adalah seorang seniwati yang berkecimpung di dunia seni ketoprak.
Di dalam pentas Kangen Jogja ini berisi tampilan kesenian jogja yaitu tari topeng, music tek tek, music biola ft dengan organ dan masih banyak yang lainya juga. Selain itu, di sana terdapat pameran atau stand yang menjual cemilan Jogja seperti rempeyek dan juga karya seni yang di buat oleh masyarakat sekitar..
‘’ Masyarakat Gondokusuman sendiri berlatih hanya membutuhkan waktu sekitar hanya seminggu saja. Karena, yang di usulkan untuk tampil adalah orang orang yang sudah berpengalaman cukup tinggi di bidang kesenian, jadi tidak salah bila hanya sebentar untuk menyiapkan pentas Kangen Jogja ini dan di sini itu pure ikhlas dari warga tanpa meminta upah dari pemerintah karena ya memang tujuanya kita untuk memperkenalkan budaya, tapi tetap kalau dana pentas ini di biayai oleh dinas pariwisata kota‘’. lanjut ibu Suhendrawati.
Pentas ini diharapkan dapat menarik wisatawan luar daerah yang akhirnya mereka akan megetahui bahwa ada tujuan wisata di Jogja selain tempat wisata yang sering muncul dalam deret destinasi seperti Malioboro, panti Prangtritis, dan sebagainya. Namun Jogja juga memiliki tempat alternatif yang lain yang sangat menarik untuk dikunjungi. Dan juga, pada setiap gelaran Pentas Kangen di setiap bulannya, banyak sekali pengunjung yang menyaksikannya. Bukan hanya wisatawan lokal saja yang menyaksikan, namun di setiap sudut barisan penonton terdapat banyak wisatawan yang berasal dari mancanegara yang sedang berlibur di Jogja.
Performa dari setiap peserta pentas “Kangen Jogja” juga diharapkan mampu menunjukkan seluruh potensi yang dimilikinya. Karena acara ini dapat digunakan untuk memamerkan semua seni dan tradisi yang dimiliki oleh masing-masing peserta, sehingga Kecamatan tersebut nantinya bisa menjadi alternatif wisata oleh pelancong di Jogja.
*) Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H