Mohon tunggu...
Shaffatasya
Shaffatasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univeristas Negeri Surabaya

S1 Pendidikan Seni Drama, Tari, Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Big Five Personality (Kepribadian Lima Besar) yang Dikaji dari Pendekatan Kontemporer

18 Desember 2023   20:35 Diperbarui: 18 Desember 2023   21:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu Big Five Personality?

Big five merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk melihat kepribadian manusia melalui Trait yang tersusun dalam lima dimensi kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima Trait kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuriticism, dan openness. 

 

Sejarah Big Five Teory 

Ada beberapa teori sifat kepribadian yang telah ada sejak lama. Didalam Teori-teori sebelumnya telah mengemukakan berbagai angka. Misalnya, daftar Gordon Allport berisi 4.000 ciri kepribadian, Raymond Cattell memiliki 16 faktor kepribadian, dan Hans Eysenck dengan teori tiga faktor.

Banyak peneliti merasa bahwa teori Cattell terlalu rumit dan teori Eysenck terlalu terbatas cakupannya. Akibatnya, ciri-ciri kepribadian 5 Besar muncul dan berfungsi sebagai landasan kepribadian.

  • Extraversion (atau ekstroversi) 

adalah ciri kepribadian yang ditandai dengan sifat mudah tersinggung, mudah bersosialisasi, banyak bicara, ketegasan, dan ekspresi emosi yang tinggi. Orang yang memiliki tingkat ekstraversi tinggi adalah orang yang ramah dan cenderung mendapatkan energi dalam situasi sosial. Berada di sekitar orang lain membantu mereka merasa berenergi dan bersemangat. Orang yang memiliki sifat kepribadian rendah atau introvert cenderung lebih pendiam. Mereka memiliki lebih sedikit energi untuk dikeluarkan di lingkungan sosial dan acara sosial bisa terasa menguras tenaga. Introvert sering kali membutuhkan masa kesendirian dan ketenangan untuk “mengisi ulang tenaganya”.

Kelebihan dari orang yang memiliki kepribadian ekstrovert yaitu ; Senang menjadi pusat perhatian, suka memulai percakapan, senang bertemu orang baru, mudah mendapatkan teman, energi yang makin bertambah jika berada di keramaian, dan sering mengatakan sesuatu sebelum memikirkan dampak atau efek dari omongannya (blak-blakan)

  • Agreeableness

Ciri kepribadian ini mencakup sifat-sifat seperti kepercayaan, altruisme, kebaikan, kasih sayang, dan perilaku prososial lainnya. Orang yang memiliki sifat mudah setuju yang tinggi cenderung lebih kooperatif sedangkan orang yang memiliki sifat kepribadian yang rendah cenderung lebih kompetitif dan terkadang bahkan manipulatif.

Kepribadian ini memiliki rasa empati dan rasa peduli yang besar terhadap orang lain, suka membantu dan suka menjadi sebab dari kebahagiaan orang lain

  • Neuroticism

Neuroticism adalah ciri kepribadian yang ditandai dengan kesedihan, kemurungan, dan ketidakstabilan emosi. Individu yang memiliki neuroticism tinggi cenderung mengalami perubahan suasana hati, kecemasan, mudah tersinggung, dan kesedihan.

  • Openness

Sifat ini memiliki karakteristik yang menonjol dalam imajinasi dan wawasan (Power & Pluess, 2015). Orang yang memiliki keterbukaan tinggi cenderung memiliki minat yang luas. Mereka ingin tahu tentang dunia dan orang lain serta ingin mempelajari hal-hal baru dan menikmati pengalaman baru. Orang yang memiliki sifat kepribadian tinggi ini juga cenderung lebih suka bertualang dan kreatif. Sebaliknya, orang yang memiliki ciri kepribadian rendah ini sering kali lebih tradisional dan mungkin kesulitan berpikir abstrak.

  • Conscientiousness

Di antara masing-masing ciri kepribadian, kehati-hatian didefinisikan oleh tingkat perhatian yang tinggi, pengendalian impuls yang baik, dan perilaku yang diarahkan pada tujuan. Orang yang sangat teliti cenderung terorganisir dan memperhatikan detail. Mereka membuat rencana ke depan, memikirkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi orang lain, dan memperhatikan tenggat waktu. Seseorang yang mendapat skor lebih rendah dalam ciri kepribadian utama ini kurang terstruktur dan kurang terorganisir. Mereka mungkin menunda-nunda penyelesaian sesuatu, terkadang melewatkan tenggat waktu sama sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun