Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rumah Baca dan Kelas Inspirasi yang Sulit Terwujud

29 April 2021   05:05 Diperbarui: 29 April 2021   05:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang membuatku sejak awal ingin sekali berbuat yang bisa bermanfaat untuk banyak orang . Kedua orang tuaku selalu mengajarkan untuk berbuat baik dan bermanfaat. Kecintaanku pada buku membuatku selalu ingin punya rumah baca sekaligus rumah inspirasi untuk mereka yang memiliki keterbatasan akses informasi dan teknologi. 

Sejak pindah ke Lombok tahun 2011 dan tinggal di desa, aku merasa aku bisa mewujudkan impianku karena ternyata akses buku dan kesadaran masyarakt akan buku masih sangat rendah. Bukan tidak suka, tapi keterbatasan ekonomi membuat mereka tidak bisa membeli buku dengan leluasa dan tidak tahu buku apa yang mereka butuhkan. Aku sempat membawa banyak buku koleksiku yang kupinjamkan bagi yang mau, ternyata banyak peminatnya. Namun, ternyata mereka kurang mengerti menjaga buku sehingga kadang tidak kembali dan juga kembali dalam keadaan tidak baik. 

Aku ingin membuat sebuah rumah baca yang bisa dikelola dengan baik dan teratur. Ada manajemen yang baik dan banyak kegiatan baik yang bisa dijadikan sebagai sarana meminjam buku dan juga saran belajar yang lain bagi mereka seperti bahasa Inggris, cerita motivasi atau sejenisnya. Aku ingin memiliki kelas bahasa dan kelas inspirasi di setiap rumah baca sehingga rumah baca memiliki jiwa untuk memberi semangat pada mereka untuk bisa menjadi sukses versi mereka. Aku ingin mengenalkan banyak profesi yang bermanfaat yang bisa mereka lakukan kelak di masa depan mereka.

Menjadi sukses itu pun memiliki banyak cara dan makna. Mereka yang terlihat biasa saja, tapi bisa menginspirasi dan bermanfaat itu juga bisa disebut sukses asalkan mereka bisa menikmati apa yang mereka kerjakan karena banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa bermanfaat. Profesi itu tak terbatas hanya hitungan jari dan caranya pun banyak. Tak perlu ragu karena keterbatasan ekonomi karena beasiswa banyak diselenggarakan untuk mereka yang mau berusaha dan bersungguh-sungguh.

Rasanya sangat menyenangkan bisa berbagi energi positif dan membuka pandangan mereka menjadi lebih terbuka dan semangat untuk menggapai cita mereka. Mereka tak pernah punya kesempatan untuk mengetahui lebih banyak tentang kegitan di luar sana yang bisa dilakukan untuk meraih sukses sesuai passion. Siaran televisi dan internet tidak mereka manfaatkan dengan baik karena ketidaktahuan mereka.

Aku pun pernah mengajak beberapa teman yang kukenal untuk bisa mewujdukan keingiannku ini di derah Lombok. Pernah memang kami akan membuat rumah baca di derah Gunung Sari, Lombok Barat bersama petugas lapangan dari Kementrian Sosial yang menangani PKH. Mereka mempunyai akses informasi lebih baik tentang daerah yang membutuhkan rumah baca sedangkan aku sudah memiliki banyak referensi tentang sumber buku yang bisa kita minta untuk membuat rumah baca. 

Kami sempat survei beberapa kali melihat lokasi dan bertemu tokoh masyarakat yang mau meminjamkan sedikit tanahnya untuk kami dirikan sebuah bangunan kecil seperti rumah panggung yang layak untuk menyimpan buku. Kami juga sudah menemui beliau dengan rencana kami membuat sebuah ruamh baca. Melihat lokasinya yang cukup sulit dijangkau di atas bukit dan masyarakat yang memang kurang akses informasi, rasanya tempat itu cocok untuk dibuatkan rumah baca. Hanya ada satu Sekolah Dasar yang kami temui disana. Mereka yang melanjutkan sekolah harus turun bukit dan cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Motor bisa mengakses daerah ini, tapi medannya cukup terjal. Kami lebih memilih berjalan kaki melewati sungai dan kebuh durian dengan jarak tempuh lebih dari setengah jam.

Sebagian besar rumah disana pun masih separuh tembok dengan separuhnya dari kayu dan anyaman bambu. Banyak dari mereka yang bahkan sampai saat ini hanya sampai lulusan SD karena alasan tidak ada biaya ataupun sarana hkan anaknya ke luar desa. Bahkan di masa Lombok sudah berkembang, masih ada daerah seperti Sentani yang masih bisa dibilang sedikit tertinggal. 

Namun, ternyata seiring berjalannya waktu, sulit untuk mewujudkan rumah baca karena pemilik lahan berubah fikiran. Beliau tidak jadi meminjamkan tanahnya karena disewa oleh orang untuk bercocok tanam. Kami pun harus mengurungkan niat untuk mewujudkan rumah baca yang menginspirasi. Kami bahkan sudah merencanakan beberpaa kegiatan untuk rumah baca ini. 

Keterbatasan teman di Lombok karena besar di Jawa membuatku tak lagi mendapatkan teman untuk mewujudkan cita. Aku hanya punya akses untuk mendapatkan buku untuk rumah baca sedangkan lokasi dan kegiatan aku harus memiliki banyak teman yang mengerti daerah di Lombok. Kebanyakan kenalan juga kurang concern dengan hal ini sehingga sulit untuk mewujudkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun