Anak saya sering bertanya, kenapa sih Bunda kita nggak pake Bibi? Dia melihat tetangga yang ibunya tidak bekerja pun tetap memakai Bibi karena biasa saya bilang kalau mereka butuh Bibi untuk menjaga anak-anak kalau orang tuanya bekerja seperti kakak sepupunya.Â
"Setiap orang punya kemampuan berbeda-beda. Ada yang bisa urus sendiri, ada yang butuh dibantu. Mungkin karena Ayah mereka kerjanya jauh dan nggak bisa sering pulang, jadi butuh teman biar ada yang membantu mengurus rumah dan menjaga anaknya kalau ada yang sakit."
Si Sulung yang sedang pada masa kritis ini suka sekali bertanya banyak hal yang dirasa janggal di sekitarnya. Apalagi sekarang Mbah nya pun punya ART sejak sakit. Kedua putranya memutuskan untuk membayar ART untuk orang tuanya agar Ibunya bisa fokus mengurus Bapak yang sejak sebelum pandemi mulai terkena serangan stroke. Beliau sudah sulit untuk berjalan sehingga lebih banyak di tempat tidur, bahkan makan pun harus di suapi.Â
Si Sulung bertanya, "Itu Mbah juga ada Bibi."
"Mbak kan sudah tua, ngurus Mbah Kung, jadi Bibi bantu Mbak masak, nyuci, setrika, nyapu rumah jadi Mbah nggak capek."
Dia mengerti, tapi seperti masih saja ada yang mengganjal. Saya membiarkannya penasaran dan bertanya pada saya kalau ada yang ingin ditanyakan.Â
Memang sudah sejak awal saya tidak ingin menggunakan jasa asisten rumah tangga meski beberapa kali suami menawarkan untuk membayar asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan di rumah karena dilihat saya terlalu sibuk dan lebih kurus karena kecapekan.Â
Sesekali pekerjaan rumah terbengkalai karena anak-anak rewel dan mainan masih berserakan, saya belum sempat makan. Namun, saya bertahan tidak mau menggunakan jasa asisten rumah tangga. Hanya meminta orang untuk membersihkan ketika memang rumah sudah tak bisa dikendalikan sendiri dengan membayar harian saja.Â
Saya ingin ada kerjasama dalam rumah tangga. Ada asisten rumah tangga akan membuat orang di rumah tidak saling peduli dengan pekerjaan rumah karena mengandalkan asisten rumah tangga. Tanpa ART, kami jadi saling membantu membereskan rumah. Si Sulung pun sudah mulai mengerti untuk membereskan mainnanya selesai bermain.Â
Tak ada yang membantu Bundanya, kalau tidak membereskan mainan sendiri, Bunda tidak punya waktu untuk menceritakan dongeng atau menemaninya bermain yang lain karena sibuk beberes. Dia jadi tahu kalau menumpahkan air harus mengambil lap sendiri untuk mengepel atau makanannya jatuh harus ambil sapu untuk membersihkannya. Usianya sudah mencapai 6 tahun dan dia sudah mukai bisa membantu Bunda nya mengangkat jemuran atau sekedar menyapu makanan yang tercecer.
Si Ayah yang super sibuk pun saat libur ikut membantu beberes rumah. Kami jarang meminta orang untuk membantu kami bahkan saat kami membersihkan kamar. Kami bekerjasama memindahkan barang dan membersihkan ruangan saat cuti atau libur. Bukan tidak ingin membayar orang, tapi lebih nyaman karena kebersamaan membuat lebih nyaman.Â