Pemisahan Kota Bandung dari Kabupaten Bandung tidak lepas dari perjalanan panjang sejarah, perkembangan sosial, dan dinamika ekonomi yang melibatkan kedua wilayah tersebut. Pada masa awal berdirinya, Kabupaten Bandung memiliki cakupan wilayah yang sangat luas. Kabupaten ini secara resmi dibentuk pada tahun 1641 di bawah pemerintahan Bupati Wiranatakusumah II, dengan pusat pemerintahan awalnya berada di kawasan Krapyak, yang kini dikenal sebagai Dayeuhkolot.
Kondisi geografis Krapyak yang berada di dekat Sungai Citarum membuat wilayah ini sering dilanda banjir, terutama saat musim hujan. Hal ini memunculkan kebutuhan untuk memindahkan pusat pemerintahan ke tempat yang lebih aman dan strategis. Pada tahun 1810, Bupati R.A. Wiranatakusumah IV memutuskan untuk memindahkan ibu kota kabupaten ke wilayah yang sekarang menjadi pusat Kota Bandung, yaitu di sekitar Alun-Alun Bandung. Pemindahan ini tidak hanya menghindarkan pemerintahan dari bencana alam, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi dan infrastruktu
Pada abad ke-19, perkembangan Bandung semakin dipercepat oleh keberadaan kolonial Belanda. Salah satu langkah besar yang diambil oleh Pemerintah Hindia Belanda adalah pembangunan Jalan Raya Pos (De Groote Postweg) yang menghubungkan Anyer di barat dengan Panarukan di timur, atas perintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Jalan ini melewati Bandung, menjadikannya jalur strategis untuk lalu lintas barang dan manusia. Dengan adanya infrastruktur ini, Bandung mulai menarik perhatian sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan regiona
Pembangunan infrastruktur lainnya, seperti jalur kereta api yang menghubungkan Bandung dengan Batavia (sekarang Jakarta) pada akhir abad ke-19, semakin memperkuat posisi Bandung sebagai pusat kegiatan ekonomi. Kota ini mulai berkembang menjadi kawasan urban dengan munculnya fasilitas modern, seperti hotel, gedung perkantoran, sekolah, dan tempat hiburan. Pada masa ini pula, Belanda mulai merencanakan tata kota Bandung sebagai kota modern dengan gaya Erop
Keberhasilan pembangunan ini menyebabkan perbedaan yang semakin mencolok antara wilayah inti Kota Bandung dan daerah-daerah lainnya di Kabupaten Bandung. Wilayah Kota Bandung berkembang pesat dengan penduduk yang lebih padat dan aktivitas ekonomi yang lebih beragam, sementara daerah di luar kota masih didominasi oleh sektor agraris. Perbedaan karakteristik ini memunculkan kebutuhan untuk memisahkan pengelolaan pemerintahan kota dari kabupatenÂ
Proses Pemisahan Kota Bandung dari Kabupaten Bandung