Saat ini kita dapat dengan mudah menemukan Masyarakat Indonesia berketurunan Etnis Tionghoa di Indonesia, Khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Pontianak. Atau bila kita scroll Tiktok dapat dengan mudah menjumpai banyak Content creator keturunan Tionghoa, sebut saja Erica Richardo, Sonial Basil, Jeremy Owen, Leonardo edwin dan masih banyak lagi Content Creator Indonesia yang memiliki Darah Tionghoa dengan penampilan fisik khasnya yang mudah dibedakan. Lalu kenapa bisa di Indonesia banyak ditemui masyarakat berketurunan Tionghoa?
Perjalanan orang-orang Cina menyebar ke seluruh dunia dibagi dalam 3 Gelombang, Gelombang Pertama dimulai pada 2.000-an tahun yang lalu di Daratan Cina sana dimana pada masa itu Jalur Sutra (Jalur Darat) dan Jalur Rempah (Jalur Laut) dibuka menjadi jalur perdagangan Internasional. Penduduk Cina yang mayoritas adalah para pedagang mulai menjual Komoditas nya keluar daratan cina. Sistemnya adalah mereka akan menukar barang yang mereka jual dengan barang-barang yang menjadi komoditi utama di negara yang mereka tuju lalu menjualnya kembali dengan harga yang cukup mahal di negara Cina.
Gelombang PertamaÂ
Pada Gelombang pertama Exodus ini negara yang menjadi tujuan utamanya adalah negara-negara yang berada di Asia Tenggara dimana pada saat itu sedang ramai antara para pedagang mengenai meruahnya komoditi Rempah-rempah di Asia tenggara. Kedatangan para imigran cina pertama di Indonesia adalah pada akhir abad ke-13, mereka menetap di pesisir Pulau Jawa disana mereka mulai membangun Komunitas yang berkembang pesat di Lasem yang dikenal sebagai Tiongkok kecil atau Cina Kecil. Para imigran yang datang merupakan seorang pedagang atau disebut Huasang.
Para Imigran pada saat itu tidak hanya para Pedagang, pada pendudukan bangsa eropa khususnya Belanda di Indonesia banyak mendatangkan para buruh Cina untuk bekerja di Perusahaan dagang Eropa. Peraturan pemukiman yang cukup ketat pada saat itu dan jumlah orang Cina yang lebih banyak dari jumlah orang Arab, menuntut para imigran membangung pemukiman khsusus ras Tionghoa, melahirkan banyaknya kampung-kampung Cina di Indonesia.Â
Gelombang kedua
Gelombang Exodus kedua terjadi sekitar abad ke-18, dimana exodus ini terjadi saat Pemerintahan Cina era Dinasti Qing mengalami konflik dengan Pihak Inggris terkait Opium, Konflik ini menyebabkan meletusnya perang Opium 1 dan Opium 2. Bermula pada Inggris yang mengalami krisis Perak yang digunakan sebagai Pengganti uang untuk melakukan jual beli lalu pihak Inggris memutar otak dan menggantikan Perak dengan Opium ---Getah yang bisa dijadikan bahan baku Narkoba--- sebagai alat Transaksi jual beli khususnya dengan Cina, dimana Opium itu ditukar dengan Kain Sutra, Porselen, Teh dan berbagai Komoditi lainnya.Â
Jumlah Opium yang semakin membludak dan mempengaruhi masyarakat yang kecanduan Opium membuat Cina menghancurkan gudang milik Orang inggris di Guangzhou pada 1839. Pemerintah China meledakan Gudang penyimpanan Opium berisikan lebih dari 20.000 peti opium milik para pedagang Inggris di Kanton, Guangzhou. Penghancuran Pabrik tersebut menjadi titik awal Konflik antara China dengan Inggris.Â
Konflik yang semakin memanas membuat Pecahnya Perang Opium Pertama atau First Opium War dari 1839 - 1842, pada Perang Opium Pertama ini China mengalami kekalahan dan berakhir dengan Negosiasi perdamaian yang menghasilkan Perjanjian Nanjing (Nanking) atau Treaty of Nanjing yang ditandatangani pada 29 Agustus. Berdasarkan ketentuannya, Tiongkok diharuskan membayar ganti rugi yang besar kepada Inggris, menyerahkan Pulau Hong Kong kepada Inggris, dan meningkatkan jumlah pelabuhan perjanjian yang dapat digunakan Inggris. berdagang dan tinggal dari satu (Kanton) sampai lima. Setelah perjanjian itu Hubungan Politik China oleh Dinasti Qing dan Inggris sempat membuat keadaan hubungan Politik mulai Stabil. Tapi hubungan stabil tersebut tidak bertahan lama, Karena pada 1850 kembali pecah Perang opium 2.
Pada Perang Opium 2 ini, China tidak hanya berhadapan dengan Pasukan Inggris melainkan Inggris membawa Perancis bergabung dalam Perang Opium 2 membombardir Kanton. Dan Kembali Pihak China kalah telak, dengan kekalahan kedua kali ini Pihak Barat berhasil memperkuat posisi mereka di China. Dengan posisi Barat yang semakin kuat, Inggris Melakukan Perjanjian dengan pemerintah Dinasti Qing dimana perjanjian tersebut cukup menguntungkan Inggris.Â
China menandatangani Beijing Convention, di mana mereka setuju untuk mematuhi perjanjian Tianjin dan juga menyerahkan kepada Inggris bagian selatan Semenanjung Kowloon yang berdekatan dengan Hong Kong. Kedua Perjanjian itu Memunculkan Gelombang kedua Besar-besaran, Orang-orang China keluar dari Daratan China. Memunculkan gelombang Exodus baru di China, Banyak Orang-orang China yang keluar dari China karena dipaksa menjadi Buruh Kasar di Negara-negara Eropa atau di Negara-negara Kolonial lain di Asia dan Afrika.Â
Setelah Perang Opium, menyisakan China yang terlilit hutang dan krisis besar-besaran membuat gelombang Exodus semakin melonjak tinggi. Banyak mereka yang bermigrasi keluar untuk mencari pekerjaan yang lebih layak, terutama ketika tersiar kabar mengenai Tambang emas yang ditemukan di Sacramento valley of California di Amerika serikat pada 1848, semakin membuat gelombang Exodus besar-besaran terjadi di Amerika demi mengejar California Gold Rush.
Orang-orang China yang semula di Dominasi oleh para Pedagang yang keluar China untuk berdagang, Pada 1850-1940 bergeser menjadi di Dominasi oleh Para Buruh Kasar yang terus berdatangan ke Eropa, Afrika, Amerika dan Australia yang mengakibatkan Pekerjaan Kasar yang semula di Dominasi oleh warga Kulit Hitam menjadi bergeser dengan diDominasi oleh Orang-orang China. Walaupun orang-orang China banyak yang menyebar ke berbagai Belahan Dunia, Tetap seperti Gelombang Exodus Pertama dimana paling Banyak Orang China yang datang ke Asia Tenggara.
Gelombang 3
Pada Tahun 1980 atau mulai memasuki Gelombang Exodus ke-3, Para Migran Cina mulai mendatangi negara-negara yang Industrinya sedang tumbuh pesat seperti Amerika, Inggris dan Singapore. Ditambah dengan Hubungan multilateral yang terjadi antara pemerintah Cina dengan Negara-negara lain membuat pilihan bermigrasi semakin beragam seperti Amerika Latin, Eropa Timur dan Afrika.Â
Dalam fase ini para Imigran Cina kembali dibagi menjadi 3 Golongan Imigran ;
Huasang, sebutan untuk para imigran yang datang untuk berdagang dan membangun bisnis skala kecil maupun skala besar, di Afrika ada 10 ribu jiwa dimana hampir 98% memiliki Bisnis yang merupakan Bisnis Keluarga dan sebagian lain menjadi Investor-investor di negara tujuan mereka.
Huagong, sebutan untuk Imigran Cina yang menjadi tenaga kerja di negara tujuan mereka, para Huagong ini dapat mudah ditemui di Jepang, Singapore, Arab Saudi, Amerika dan Indonesia.Â
Huaqiao, sebutan untuk mereka yang pindah ke negara lain untuk menuntut ilmu di negara-negara yang memiliki kualitas pendidikan yang cukup baik. Seperti di Amerika, Australia, Inggris dan Jepang.
Menurut International Organization of Immigration ada sekitar 10 juta imigran Cina yang menyebar di berbagai pelosok negara di Dunia pada 2017, dan jika dihitung dari para leluhur ada sekitar 60 juta Migran yang menyebar diseluruh dunia untuk mencari peruntungan di luar daratan cina. Dan data itu hanya mencakup mereka yang masih terdata sebagai warga negara cina, dan yang pindah kewarganegaraan atau yang menjadi peranakan bisa lebih banyak lagi dari data yang ada.
Hal inilah yang menyebabkan dapat mudah ditemui orang Cina atau keturunan Tionghoa di Indonesia dan hampir di seluruh negara, Sejarah panjang dari perjalanan keluar dari daratan utama membawa para migran Cina menyebar dan berbaur dengan masyarakat sekitar khususnya di Indonesia, seperti Etnis Cina benteng yang telah berbaur dengan Masyarakat lokal Tangerang, lalu Cina Medan, Cina Surabaya, Cina Pontianak dan Cina Singkawang. Mereka adalah Warga Indonesia beretnis Cina yang tidak ada bedanya dengan warga indonesia beretnis lain seperti Jawa, Melayu, Sunda dan sebagainya. Keberagaman ini haruslah menjadi penguat kebhinekaan di Indonesia.
sumber :
History.com staff. "Chinese Exclusion Act." Chinese Exclusion Act: 1882, Definition & Immigrants - HISTORY, A&E Television Network, 9 August 2022, https://www.history.com/topics/immigration/chinese-exclusion-act-1882. Accessed 12 December 2022.
Kennedy, Lesley. How Chinese Immigrants Helped Build the Transcontinental Railroad: - HISTORY, 10 May 2019, https://www.history.com/news/transcontinental-railroad-chinese-immigrants. Accessed 14 December 2022
Mahabarata, Yudhistira. "Tracing The Early Wave Of Chinese Immigrants In Indonesia." VOI, 07 august 2020, https://voi.id/en/memori/10641/tracing-the-early-wave-of-chinese-immigrants-in-indonesia. Accessed 14 December 2022.
Pletcher, Kenneth. "Opium Wars | Definition, Summary, Facts, & Causes." Encyclopedia Britannica, 19 August 2022, https://www.britannica.com/topic/Opium-Wars. Accessed 14 December 2022.
Wening, Tyas. "Ada Banyak Chinatown atau Pecinan di Dunia, Kenapa Begitu? #AkuBacaAkuTahu - Semua Halaman - Bobo." Bobo.ID, 25 February 2019, https://bobo.grid.id/read/081648826/ada-banyak-chinatown-atau-pecinan-di-dunia-kenapa-begitu-akubacaakutahu?page=all. Accessed 13 December 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H