Mohon tunggu...
shafa saidah
shafa saidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Luapkan dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kulit Selalu Iritasi saat Mewarnai Rambut? Ini Loh Penyebabnya

22 Desember 2021   21:19 Diperbarui: 22 Desember 2021   21:22 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Rambut merupakan salah satu mahkota dan menjadi ciri khas karakter manusia yang sangat indah terutama bagi para wanita. Namun, sifat kepuasan pada diri manusia memang selalu merasa kurang, baik bagi wanita atau pria salah satunya dengan mengubah gaya dan tatanan rambut seperti mewarnai rambut karena mewarnai rambut menjadi trend/style khususnya bagi kalangan muda karena dapat menambah rasa kepercayaan dalam dirinya.

Sebenarnya untuk mewarnai rambut tidak menjadi masalah jika diikuti dengan perawatan rambut yang baik sehingga tetap dapat menutrisi kebutuhan rambut itu sendiri, Salahnya jika seseorang terlalu sering mewarnai rambut dan tidak diikuti dengan perawatan yang baik, hal ini dikarenakan kandungan zat warna pada pewarna rambut mengandung bahan kimia salah satunya Para-phenylenediamine (PPD) yang dapat memicu reaksi alergi terutama jika terkena kulit.

Reaksi alergi atau iritasi pada kulit ini muncul saat kulit kamu tidak bisa menerima bahan kimia seperti Para-phenylenediamine yang terkandung pada pewarna rambut yang digunakan. Reaksi ini ditandai dengan gatal-gatal serta munculnya ruam merah pada kulit. Para-phenylenediamine mempunyai sifat bahan alergen atau pemicu alergi yang sangat kuat, semakin lama bahan tersebut kontak dengan kulit maka semakin besar risiko terjadinya iritasi kulit.

Lalu, bagaimana PPD dapat menyebabkan alergi atau iritasi pada kulit? Hal ini dimulai saat terjadi konversi prohapten (PPD) menjadi hapten (quinone diamine) yang dapat berikatan langsung dengan protein. Perubahan ini menyebabkan iritasi kulit dan membran mukosa pada individu yang peka. Absorpsi PPD transkutan melalui kulit dapat menyebabkan toksisitas sistemik, angioedema, dan obstruksi saluran nafas yang menyebabkan kematian pada kasus alergi PPD yang berat.

Cara mengetahui kulit mengalami alergi atau infeksi akibat bahan kimia yang terkandung pada cat rambut dapat dengan cara mengoleskan bahan pewarna rambut pada bagian belakang telinga, kulit wajah, bagian belakang leher, dan hindari pemakaian sampai mengenai kelopak mata. Diamkan kurang lebih selama 10 menit untuk dilihat reaksinya, jika terdapat reaksi gatal, panas atau ruam merah di permukaan kulit maka pemakaian cat pewarna rambut dihentikan, namun jika tidak menimbulkan efek alergi kamu dapat mengecat rambut dengan ketentuan yang berlaku. 

Referensi

Krismi, dkk. (2008). Dermatitis Kontak Alergik Cat Rambut. Makalah terbaik KONAS XII PERDOSKI. Palembang.

Kazandjieva J, Grozdev I, Tsankov N. Temporary henna tattoos. J Clin Dermatol 2007; 25: 383-7.

Catherine F. Hair dye and henna tattoo exposure. Emergency nurse 2002; 10(3): 19-23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun