Penulis: Indri, Puput, Rahmah, Shafa, Zia
Mendengar kata laut saja sudah tergambarkan keindahannya di pikiran kita. Bagaimana tidak, laut menjadi salah satu ekosistem yang menyimpan berbagai keanekaragaman. Mulai dari terumbu karang, berbagai jenis ikan, air laut yang jernih dan masih banyak lagi keindahan laut yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata – kata.
Jauh dari kata keindahan yang laut miliki, laut memiliki peran yang sangat penting bagi seluruh organisme di dalamnya dan tentu saja sangat penting untuk segala aktivitas manusia. Seperti penangkapan ikan, tempat wisata serta jalur transportasi untuk kapal. Tidak asing memang jika manusia tidak menimbulkan kerusakan. Seperti kata pepatah “Air susu dibalas dengan air tuba”. Laut sudah memberikan segala sesuatu yang manusia butuhkan, namun balasannya berbagai kerusakan, kecerobohan, kekeliruan atau bahkan memang hal yang disengaja sudah diperbuat oleh manusia.
Salah satunya yaitu limbah tumpahan minyak di lautan yang memiliki potensi berbahaya dan beracun, karena dapat menimbulkan kerusakan dan pencemaran yang dapat menjadi ancaman bagi ekosistem laut. Tumpahan minyak ini berasal dari berbagai aktivitas yang ditimbulkan oleh manusia, seperti: transportasi minyak, sumber energi, pembuangan limbah, kecelakaan industri dan berbagai aktivitas lainnya yang menghasilkan limbah minyak.
Maka dari itu, sekelompok orang yang peduli terhadap lingkungan selalu berinovasi dengan berbagai cara untuk menyelamatkan laut dari limbah tumpahan minyak. Salah satunya yaitu pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan adsorben penyerapan minyak di lautan. Hebat bukan? Tentu saja, karena fakta membuktikan jumlah konsumsi pisang di Indonesia pada tahun 2019 mencapai sekitar 1,9 juta ton serta memiliki kenaikan konsumsi sekitar 4,6 kg/kapita/tahun. Limbah kulit pisang ini dapat mencemari lingkungan, sehingga pemanfaatan kulit pisang sangat penting untuk mengurangi limbah.
Salah satu pemanfaatan kulit pisang yaitu dengan cara mengolah kulit pisang menjadi bahan baku oil sorbent yang ramah lingkungan. Oil sorbent bekerja dengan cara menyisihkan minyak melalui mekanisme penempelan minyak pada permukaan sorbent atau dengan penyerapan minyak ke dalam sorbent. Kulit pisang dapat berguna untuk penyerapan minyak, karena kulit pisang memiliki permukaan berpori dan tak beraturan. Analoginya seperti kita mencuci piring yang mengandung minyak, kemudian minyak tersebut diserap dengan menggunakan spons.
“Jangan pernah anggap remeh sampah, mereka memang limbah, jika menumpuk akan timbul amarah, namun jika dimanfaatkan menjadi berkah.”
Refrensi:
Hussein, et all. (2017). Study on the Use of Banana Peels for Oil Spill Removal. Alexandria Engineering Journal. Vol. 57, Issue 3, Pages 2061 – 2068.
Hendriadi, A. (2020). Diversifikasi Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras. (2020-2024). Hlm. 22 & 13.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H