Apa yang terlintas dalam benak Anda saat mendengar kata stroke? Seorang yang berbaring lemah dan tidak mampu bergerak sedikit pun? Atau, penyakit yang mematikan dan penderitanya tidak mempunyai harapan untuk sembuh? Stroke memang momok bagi kebanyakan orang. Penyakit ini sangat mudah ditemui di masyarakat. Mungkin, salah satu keluarga, teman, atau kerabat Anda pernah mengalaminya?
Definisi Stroke
Stroke merupakan gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat (tiba-tiba) dan berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah ke otak. Dalam jaringan otak, kekurangan aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Seperti kita tahu, otak adalah pusat sistem saraf dalam tubuh manusia (Sulaiman and Anggriani, 2018).
Gangguan aliran darah ke otak akan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke otak. Oksigen yang terputus selama 8-10 detik akan menyebabkan gangguan fungsi otak. Sedangkan, terputus-nya aliran oksigen ke otak dalam 6-10 menit dapat merusak sel-sel otak, dan kemungkinan tidak bisa pulih kembali. Anda bisa bayangkan jika pasokan oksigen itu terputus selama lebih dari 10 menit, bahkan lebih. Karena hal tersebut, stroke dijuluki sebagai “The Silent Killer” (Hariyanti, Pitoyo and Rezkiah, 2020).
Gejala
Gejala stroke dapat diidentifikasi dengan mudah menggunakan slogan yaitu “SeGeRa Ke RS”.
Se : Senyum tidak simetris, sulit menelan air minum secara tiba-tiba
Ge : Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
Ra : BicaRa pelo/tiba-tiba tidak dapat berbicara/tidak mengerti kata/bicara tidak nyambung
Ke : Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh
R : Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba