Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata kembali menggelar Pawai Alegoris untuk merepresentasikan esksistensi dan estensi seni budaya dan pariwisata yang divisualisasikan secara simbolik.Â
Diadakan pada Sabtu (8/6/2024) dengan mengusung tema Harmony in Old Mataram. Pawai Alegoris tahun ini mengangkat sejarah hadirnya Kerajaan Mataram Islam, tepatnya saat Panembahan Senopati bersama ayahnya Ki Ageng Pemanahan membuka hutan yang bernama Alas Mentok di Kotagede.
Pawai Alegoris Harmoni Yogyakarta menjadi agenda tahunan yang telah menjadi Calender of Event sebagai upaya membangun potensi brand destination. Kegiatan ini digelar setiap bulan Juni sekaligus bagian dari memeriahkan Hari Ulang Tahun Pemerintah Kota Yogyakarta dengan aksi teatrikal tepat di depan Pasar Legi Kotagede.
Pawai Alegoris Harmony in Old Mataram dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat setempat. Sebelum pawai tersebut dibuka secara resmi, disajikan beberapa lagu untuk menghibur masyarakat yang sudah mulai berdatangan.Â
Selanjutnya acara dibuka dengan sambutan-sambutan dari  beberapa pejabat setempat. Tak lama, Master of Ceremony memberikan aba-aba kepada tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat setempat untuk meniupkan peluit bambu yang telah disediakan oleh panitia. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Pembukaan pawai ditandai dengan pemukulan kenong yang diwakili oleh pejabat setempat.Â
Pawai ini sudah dimulai dari tahun 2021 hingga 2023 dengan tema yang berbeda-beda setiap tahunnya. Harmoni in Heritage pada tahun 2021. Harmoni of Partirtan pada tahun 2022.Â
Harmony of Kotagede pada tahun 2023 dan untuk tahun 2024 panitia mengusung tema Harmony in Old Mataram. Hal ini diartikan bahwa Kotagede merupakan cikal  bakal berdirinya Mataram Islam. Tujuan diselenggarakannya Pawai Alegoris Harmoni Yogyakarta adalah memperkenalkan khasanah budaya sebagai dasar penguatan kepariwisataan Kota Yogyakarta, sekaligus mendukung keistimewaan Yogyakarta.
Pawai Alegoris tahun ini berkaitan dengan sepuluh situs yang ada di Kotagede. Seperti Situs Manukberi, Situs Beteng Cepuri, Situs Padas Temanten, Situs Watu Gajah, Situs Nogobondo, Situs Beteng Peleman, Situs Watu Gilang, Situs Sumur Retno Dumilah, Situs Sendang Selirang dan Situs Watu Gatheng yang kemudian dinarasikan dalam bentuk atraksi seni.Â