
Kegiatan KKN dilaksanakan sejak bulan April hingga Mei 2021 sebanyak 8 kali pertemuan secara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan dan dibimbing oleh Ibu Intan Kusumaningrum S.Si., M.SiÂ
Menurut ketua KKN kelompok 6, Namira Indah, dalam sambutannya di acara pembukaan (09/04/21) menjelaskan bahwa "Alasan kami mengadakan pelatihan pembuatan snack dari ubi jalar ini yaitu, untuk meningkatkan nilai jual dari hasil tani, karena biasanya hasil tani dari Desa Bojong Murni ini dijual tanpa diolah terlebih dahulu serta menerapkan secara langsung ilmu yang telah kami dapat selama diperkuliahan".Â
Pelatihan pembuatan cookies ubi dan stik ubi melibatkan masyarakat sekitar terutama ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuan bahwa ubi kuning dan ubi ungu dapat diolah menjadi produk cookies dan stik.Â
Sebelum melakukan pelatihan pembuatan cookies ubi dan stik ubi, mahasiswa KKN mengajari ibu-ibu mulai dari cara menggunakan timbangan digital, lalu memberikan sedikit pengetahuan mengenai jenis-jenis terigu dan penggunaannya serta macam-macam ubi yang dapat digunakan dalam pembuatan cookies dan stik ubi ini.Â
Pelatihan ini dilakukan 2 kali, pelatihan pertama mahasiswa melakukan demonstrasi cara pembuatan cookies dan stik kepada ibu-ibu dan pelatihan kedua ibu-ibu mempraktikkan cara pembuatan cookies dan stik secara mandiri tanpa bantuan dari mahasiswa. Pembuatan cookies ini cukup mudah yaitu, dengan merebus bahan dasar ubi lalu dilumatkan dan tahap selanjutnya sama seperti pembuatan kue kering. Cookies yang sudah jadi selanjutnya dikemas dalam toples plastik transparan yang sudah diberi label kemasan.Â
Pada pembuatan stik ubi, salah satu anggota KKN melakukan demonstrasi pembuatan stik ubi. "Ubi yang digunakan yaitu ubi ungu dan ubi kuning, mengapa menggunakan ubi ungu dan ubi kuning? karena dapat memberikan warna pada stik ubi tanpa memberikan pewarna tambahan yang dapat membahayakan kesehatan" Â tutur Sherina.Â
Pada sesi pelatihan kedua, ibu-ibu mempraktikkan secara mandiri dan mahasiswa KKN hanya mendampingi saja, stik ubi yang sudah siap ini akan dikemas menggunakan kemasan standing pouch yang sudah diberi label kemasan.
 Kegiatan ini dapat dipahami oleh masyarakat sekitar karena metode pembuatannya sudah cukup lumrah untuk dilakukan, sehingga tidak ada kendala pada saat proses pelatihan dilaksanakan.Â
Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Iwat sebagai salah satu masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pelatihan pembuatan snack yakni, "Saya kira buat cookies itu susah ternyata sama aja ya kaya pembuatan kue sagu? Tapi bedanya cuma di bahannya aja".Â
Dengan dilaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan cookies dan stik ubi ini, masyarakat Desa Bojong Murni dapat memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal. Selain itu, produk olahan cookies dan stik ubi memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan ubi tanpa diolah, sehingga dapat membantu menaikkan taraf ekonomi masyarakat.Â