LATAR BELAKANG
Etika dalam Islam memiliki akar yang kuat dalam ajaran agama dan nilai-nilai moral yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Meskipun nilai-nilai dasar etika Islam tetap sama, pengaplikasiannya dalam konteks masyarakat dan zaman yang berbeda dapat mengalami perubahan. Di masa sekarang, etika dalam Islam tetap relevan dan terus berkembang sejalan dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi. Salah satu nilai etika fundamental dalam Islam adalah tawakkal, yaitu kepercayaan sepenuhnya kepada Allah SWT. Dalam konteks modern, etika ini mengajarkan kepada umat Islam untuk menjalani kehidupan dengan rasa percaya diri yang kuat, sambil selalu mengingatkan diri sendiri bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Allah. Contohnya, ketika seseorang berusaha meraih kesuksesan dalam pekerjaan atau usaha bisnis, mereka seharusnya tidak terlalu terpaku pada aspek material dan dunia, tetapi juga harus mengingat kewajiban moral dan etika dalam menjalankan aktivitas tersebut. Mereka harus menjalani bisnis mereka dengan jujur, adil, dan tidak mengeksploitasi orang lain.
Selain tawakkal, etika dalam Islam juga menekankan pentingnya kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Di masa sekarang, hal ini dapat dilihat dalam berbagai tindakan amal dan kegiatan sosial yang dilakukan oleh umat Islam. Contohnya, banyak organisasi amal Islam yang menggalang dana untuk membantu mereka yang kurang beruntung, baik dalam bentuk bantuan makanan, pendidikan, atau layanan kesehatan. Etika ini juga tercermin dalam keramahan umat Islam terhadap tamu dan tetangga, yang merupakan bagian penting dalam ajaran agama. Selanjutnya, etika dalam Islam juga menekankan pentingnya integritas dan kejujuran dalam segala aspek kehidupan. Di tengah era teknologi informasi dan media sosial, etika ini menjadi semakin penting. Umat Islam diberikan tuntunan untuk tidak menyebarkan informasi palsu atau merusak reputasi seseorang. Contohnya, dalam konteks media sosial, seorang Muslim harus berhati-hati dengan apa yang mereka bagikan, memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, dan menjauhi tindakan cyberbullying atau fitnah. Ini merupakan contoh konkret bagaimana etika Islam beradaptasi dengan teknologi modern. Â
Agama Islam bukan hanya sekedar sistem kepercayaan, tetapi juga sebuah pedoman untuk hidup yang mencakup prinsip-prinsip etika yang kuat. Etika dalam Islam adalah inti dari kehidupan sehari-hari umat Muslim dan memiliki relevansi yang kuat dalam masyarakat modern. Prinsip Etika dalam Agama Islam, antara lain:
1. Â Â Kepatuhan kepada Kehendak Allah SWT: Salah satu prinsip etika utama dalam Islam adalah tawakal, yaitu kepercayaan sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. artinya: "Dan cukuplah Allah menjadi Penolong bagi orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (Quran, Surah Al-Ahzab, 33:3). Ini mengajarkan umat Islam untuk mempercayakan kehidupan mereka kepada Allah dan menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk-Nya.
2. Â Â Akhlak dan Moral yang Baik: Islam mendorong umatnya untuk memiliki akhlak yang baik. artinya:"Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Quran, Surah Al-Qalam, 68:4). Prinsip ini menekankan pentingnya berperilaku baik, jujur, dan memiliki moral yang tinggi.
3. Â Keadilan: artinya:"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan keadilan." (Quran, Surah An-Nisa, 4:135). Keadilan adalah prinsip penting dalam Islam, dan umat Islam diwajibkan untuk menjaga keadilan dalam semua aspek kehidupan.
4. Â Â Kepedulian Terhadap Sesama: Islam mengajarkan kasih sayang, kepedulian, dan solidaritas terhadap sesama manusia. Ini juga mencakup kewajiban memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
5. Â Â Ketaatan Terhadap Hukum Allah: artinya:"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." (Quran, Surah Al-Isra, 17:36). Umat Islam diwajibkan untuk tunduk kepada hukum Allah dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam urusan bisnis, hukum, dan etika.
Prinsip-prinsip etika dalam agama Islam memiliki relevansi yang kuat dalam masyarakat modern. Masyarakat yang berbasis etika Islam akan cenderung lebih adil, peduli terhadap lingkungan, dan memiliki akhlak yang baik. Kepercayaan kepada Allah dan tawakal juga dapat memberikan ketenangan dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam dunia (Wahyuningsih, S., 2022).
Selain itu, etika Islam mempromosikan toleransi dan perdamaian. artinya:" tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka." (Quran, Surah An-Nisa, 4:90). Ini mengajarkan umat Islam untuk menciptakan perdamaian serta menjalin hubungan harmonis dengan orang-orang dari berbagai agama dan budaya.
Etika dalam agama Islam adalah bagian penting dari kehidupan umat Muslim. Prinsip-prinsip etika ini mencakup kepatuhan kepada kehendak Allah, akhlak yang baik, keadilan, kepedulian terhadap sesama, ketaatan terhadap hukum Allah, dan sebagainya. Prinsip-prinsip ini memiliki relevansi yang kuat dalam masyarakat modern serta dapat memberikan panduan moral yang kuat bagi individu dan masyarakat untuk menjalani kehidupan yang adil, sejahtera, dan harmonis.
ETIKA MASA KINI DAN HUBUNGANNYA DENGAN ETIKA AGAMA ISLAM
Etika merupakan hal yang tidak bisa lepas dari suatu profesi dokter gigi. Pada era globalisasi sekarang, sudah banyak hal yang dapat mempengaruhi penyimpangan etik pada suatu keprofesian. Salah satu contoh penyimpangan etik yang marak dilakukan dokter gigi di zaman sekarang adalah membuat promosi dengan hasil perawatan yang menurut mereka terjamin berhasil. Tentu saja hal ini merupakan penyimpangan dari prinsip etika dalam Agama Islam karena dokter gigi sesungguhnya bukanlah orang yang mengobati pasien ketika mereka sakit. Dokter gigi hanyalah orang yang membantu proses kesembuhan pasien karena sebenarnya, setiap manusia Allah SWT berikan suatu mekanisme alami untuk menyembuhkan diri dari penyakit yang diderita. Peran dokter gigi tentunya adalah mengoptimalkan mekanisme itu dengan memberikan suatu perawatan. Dokter gigi muslim harus menyerahkan segala hasil usahanya kepada Allah SWT semata.Â
Pada zaman sekarang juga, banyak dokter gigi yang hanya mencari keuntungan semata terhadap pekerjaannya. Banyak cara yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan tersebut sampai harus mengesampingkan urusan etika dan moral. Tentu saja ini bertentangan dengan prinsip etika dalam Islam tentang akhlak dan moral yang baik dalam QS. Al-Qalam 68:4 dimana ayat tersebut menekankan pentingnya berperilaku baik, jujur, dan memiliki moral yang tinggi. Selain itu, banyak dokter gigi masa kini yang rasa empatinya rendah terhadap permasalahan pasien. Padahal seorang dokter gigi seharusnya memahami bahwa pasiennya merupakan manusia yang terdiri dari jasmani dan rohani yang tentunya berpengaruh terhadap kesehatan diri seseorang.Â
Memiliki profesi sebagai dokter gigi merupakan suatu yang membanggakan bagi beberapa orang. Namun, terkadang menjadi seorang dokter gigi membuat mereka terlalu berbangga diri terhadap profesi tersebut. Tentu saja dokter gigi muslim tidak boleh sombong akan status sosial atas profesinya tersebut di masyarakat. Dokter gigi muslim bekerja bukan semata-mata hanya untuk mencari harta, namun juga kerja dan pengabdian sosial. Seorang dokter gigi boleh mencari penghidupan dari profesinya namun tidak boleh menuntut upah berlebih karena sesungguhnya dokter akan mendapat penghargaan/reward atau tanda terima kasih atas pekerjaannya.
KESIMPULAN
Dokter gigi muslim merupakan seorang dokter gigi yang memiliki akhlak, norma, dan etika yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunah Rasul, dalam pelayanannya terhadap pasien. Tindakan pelayanan medisnya sesuai dengan moral dan etik Islam. Dokter gigi muslim harus menerapkan prinsip etika dan moral Islam dalam melakukan pelayanan medis agar tidak terjerumus terhadap penyimpangan etika yang terjadi di masa kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H