Mohon tunggu...
Supi Siti Solihah
Supi Siti Solihah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Menulis bukan hobi hanya untuk relaksasi apalagi untuk ajang kompetisi hanya ingin berekspresi semoga sesuai dengan ekspektasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghidupkan Sunnah Rasulullah dengan Memotong Kuku

9 Maret 2023   23:34 Diperbarui: 9 Maret 2023   23:50 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan belajar mengaji di Madrasah Aqwa'ul Yaqien, mulai pukul 12.30 sampai  jam 14.30 untuk kelas Ibtida, dimulai mengaji Iqra atau Al-Quran bagi anak yang mengajinya sudah sampai tahap Al Qur'an.

Kelas Ibtida adalah kelas yang menampung kelas Usia Dini mulai usia 3 tahun sampai usia 6 tahun, di Madrasah ini ada sekita 45 orang peserta didik, wali kelasnya adalah Bi Elyani

Anak-anak jaman sekarang pintar-pintar, masih kecil sudah bisa mengaji Qur'an meski belum lancar , jaman saya dulu mana ada, baru kelas tahapan pertama baru bisa mengaji tapi belum lancar.

Mungkin pada saat ini akibat dan pengaruh dari  Pendidikan Usia Dini yang mulai menjamur pada tahun 2005 di kampungku.

 "....Kaylla Shafa...!". terdengar suara dari Saund System memanggil salah seorang Santri untuk antrian mengaji.

Seorang gadis kecil berusia 4 tahun menghampiri, ia anak cerdas yang sudah pandai menghitung sampai 100, dan sudah pandai menghitung uang dan bisa membedakan nilai uang, terlihat ketika ia dibekali uang jajan lima ribu rupiahwaktu  ia jajan seharga 500, ia akan tahu uang kembaliannya berapa dan menjawabnya dengan cerdas.

Apabila uang kembaliannya kurang, maka ia akan selalu berdiri di tempat dan tak akan pergi apabila uang kembaliannya belum dikasih, tetapi ia tak  mengatakan bahwa uang kembaliannya kurang, ia anak pendiam dan pemalu.

Namun hari ini , gerak geriknya sangat aneh sekali, ia seperti ragu untuk menghampiri dan berusaha menyembunyikan tangannya.

"Kenapa Nak...". tanyaku, tapi Ia tak menjawab

"Kenapa, sayang...!, coba katakan ada apa... jangan takut yah.. gk kenapa-napa kok", timpalku

Ia tak bergeming dan tak menjawab pertanyaanku, dan berusaha menggenggam tangannya dengan erat.

Aku abaikan saja ia, sambil membuka buku kegiatan sehari-hari tentang prestasi mengaji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun