Nabi Ibrahim meluapkan kekesalnya terhadap raja serta masyarakat yang zalim dan menyebarkan ajaran yang sesat dengan menyembah berhala. Nabi Ibrahimpun pergi ke bangunan besar berisi berbagai jenis patung. Raja Namrud menyerukan kepada seluruh rakyatnya untuk terus menyembah berhala dan mengimingi mereka bahwa berhala tersebut menyimpan kekuatan ghaib yang tersembunyi. Kekesalan Nabi Ibrahim tercantum di dalam Q.S. Ibrahim : 36 dan Q.S. al-an'am :74.
Alasan masyarakat menyembah berhala dikala itu dikarenakan tradisi turun-menurun nenek moyang mereka. Mereka brpikir bahwa seluruh ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim adalah kebohongan. Menanggapi alasan masyarakat tersebut, Nabi Ibrahim lansung menggunakan ide cerdasnya. Nabi Ibrahimpun mengahncurkan seluruh berhala-berhala dan menyisakan satu berahala besar, kemudian dikalungkanya kapak yang digunakan untuk mengahancurkan berhala yang lain ke kepala berhala yang paling besar.
Setelah melaksanakan idenya tersebut Ibrahim tetap mengambil sikap tenang. Ketika ia ditanya oleh raja, Ibrahimpun menjawab tuduhan dari masyarakat dengan tenang dan mengatakan dengan bahasa diplomasi yang membuat masyarakatpun percaya yaitu bahwa berhala raksasalah yang menhancurkan berhala lainya. Dia juga menyuruh masyarakat tentang kebenaranya apabila patung itu dapat berbicara. Percakapan tersebut tercantum dalam Q.S. Al-anbiya : 58-63.
Bahasa diplomasi inilah yang menyelamatkan Nabi Ibrahim dari segala tuduhan dan amarah Raja Namrud juga rakyatnya. Jika ia mengatakan bahwa ia yang merusaknya maka sudah tamatlah riwayatnya. Nabi Ibrahim mengelabui Raja namrud dan rakyatnya. Masyarakatpun percaya akan hal tersebut.
Keyword : Ibrahim as, Raja Namrud, Bahasa, Diplomasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI