Mohon tunggu...
fitria aulina
fitria aulina Mohon Tunggu... mahasiswa S2 -

seorang yang suka menulis sejak dulu,,,karena dgn tulisan semua isi hati tercurahkan!!!semangat kompasianer ^_^

Selanjutnya

Tutup

Money

Alfamart, Indomaret Menjamur. Pasar Tradisional?

25 Desember 2015   19:58 Diperbarui: 25 Desember 2015   20:13 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jangan heran sekarang para pengusaha berlomba-lomba membuka supermarket, mini market, atau semacamnyalah yang kegunaannya kata mereka lebih praktis dari pada kita harus ke pasar tradisional.

Alfamart, salah satu supermarket yang menjamur. Untuk didaerah saya saja kalsel sudah berpuluh-puluh alfamart. Sebenarnya masyarakat kita tau ga sih kalau itu dari pemodal asing, wow pihak asing jadi bosnya. Orang Indonesia jadi buruhnya.

Tapi disisi lain kita tidak dapat memungkiri pengangguran sudah jadi momok masyarakat kita. Jadi makin banyak peluang usaha dibuka makin banyak pula orang akan terhindar dari pengangguran.

Untuk membendung menjamurnya alfamart maka sekarang indomaretlah menjamur, setiap jalan di wilayah saya sekarang sudah bertengger nama indomaret dimana-mana. Apakah itu solusinya?

Mereka dengan gencar mendirikan supermarket dengan alasan praktis, mudah, bisa memilih, santai. Kebalikan dengan pasar tradisional kadang berdesakan apalagi kalau masa hujan becek, belum lagi tidak bisa memilih. Krena kita harus bertanya kepada penjual dulu. Padahal disanalah yang menarik lo kawan-kawan, di supermarket harga jualnya sudah tak bisa ditawar-tawar lagi. Kalau dipasar tradisional kita dengan sesuka hati bisa tawar menawar apalagi kalau mengambil barangnya banyak, kita dapat harga grosir. Menakjubkan!

Tapi fenomena sekarang membuat pasar tradisional menjadi sepi untuk hal-hal tertentu, seperti di daerah saya saja, para penjual menunggu berjam-jam duduk ditempat jualan, namun hanya sedikit yang benar-benar membutuhkan barang itu. Padahal mereka buka dari pagi banget lo, mereka menunggu pembeli. Tapi apalah daya perubahan budaya sosial pasar sungguh tragis, bila itu terus berlanjut sampai ke generasi berikutnya. Mungkin tidak akan ada lagi namanya pasar tradisional. Oh, jangan sampai ya Tuhan.

Solusinya bagaimana sebenarnya agar pasar tradisional bisa bersaing dengan pasar modern yang disebut supermarket. Menurut berbagai sumber yang kupelajari katanya pasar tradisional tempatnya harus bisa lebih dirias sedemikian rupa. Lebih nyaman, tidak becek lagi. Itu tergantung dari pemerintah masing-masing. 

Dan kita sebagai generasi yang cinta dengan Indonesia alangkah bagusnya untuk mengembangkan pasar tradisional agar lebih dicintai, dan diminati pastinya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun