Misalnya mengonsumsi es krim mengandung bahan yang dapat membuat otak melepaskan hormon serotonin, senyawa yang diproduksi otak untuk menciptakan mood bahagia.
Sayangnya, terlalu banyak mengonsumsi jenis makanan ini dapat menimbulkan risiko kesehatan yang cukup serius. Asupan gula berlebihan, lemak jenuh, dan sodium berlebih dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis.
Asupan kalori tinggi saat makan fast food tentu dapat menimbulkan obesitas. Dari bertambahnya berat badan bisa menambah masalah pada pernapasan seperti asma dan sesak napas. Gangguan ini terjadi karena berat badan berlebihan dapat memberikan tekanan yang lebih besar pada jantung dan paru-paru.
Selain itu kandungan gula yang ada pada minuman kemasan dan minuman bersoda sangat mudah diserap oleh tubuh kita sehingga makanan yang mengandung banyak gula meningkatkan risiko diabetes, dan penyakit jantung.Â
Studi dalam jurnal Circulation (2012) menunjukkan bahwa makan fast food 2-3 kali dalam satu minggu meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner dan diabetes tipe 2.
Gen Z sedang ramai diperbincangkan di media sosial mengenai pengidap diabetes diusia muda. Rentang usia Gen Z yang mengalami diabetes berusia 24-27 tahun. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes usia muda di seluruh dunia meningkat pada tahun 2021 hingga 2022.Â
Tahun 2021, prevalensi diabetes tipe 1 pada anak dan remaja (0-19 tahun) diperkirakan mencapai 1,2 juta jiwa. Pada tahun yang sama kasus baru diabetes tipe 1 anak dan remaja ialah 184.100. Angka prevelensi meningkat menjadi 1,52 juta pada tahun 2022 dan per tahun jumlah kasus baru mencapai 201.000.
Dari angka ini kita perlu menyadari bahwa mengonsumsi makanan cepat saji dapat menyebabkan masalah kesehatan yang cukup serius. Pola hidup tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik juga menyebabkan risiko penyakit kronis pada Gen Z.
Kita harus mengetahui faktor penyebab mengapa Gen Z sering mengonsumsi makanan ini. Orang tua biasanya memilih untuk memberi anaknya makanan instan dan praktis yang tidak memenuhi kebutuhan gizi seimbang.Â
Sehingga kebanyakan Gen Z tidak menyukai sayuran. Meningkatnya restoran makanan cepat saji yang sering dikunjungi Gen Z termasuk penyebab paling utama. Padahal mereka makan makanan yang kandungan nutrisinya rendah dan tidak memiliki fungsi pada tubuh.
Untuk mengatasi hal ini perlu adanya partisipasi dari semua orang seperti keluarga dan pemerintah. Perhatian dari keluarga sangat penting untuk menyadarkan para Gen Z dengan membatasi konsumsi makanan cepat saji.Â