Mohon tunggu...
Shafa Azzahmariska
Shafa Azzahmariska Mohon Tunggu... Mahasiswa - D3-TLM - Angkatan 2022 ( Poltekkes Kemenkes Jakarta III )

Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta 3, yang memiliki hobi dibidang menulis, serta aktif dalam organisasi himpunan dikampus

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Masuk Angin Bukan Sebuah Penyakit dan Kerokan Bukan Sebuah Solusi

2 Juni 2023   00:25 Diperbarui: 2 Juni 2023   00:25 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.vecteezy.com/

A. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam budaya tradisional yang diturunkan oleh leluhur, baik dalam hal sosial, budaya, kegiatan keagamaan dan berbagai pengetahuan lainnya. Masyarakat mewariskan pengetahuan secara lisan, sehingga sulit untuk menjelaskan secara ilmiah. Pengetahuan adat dinegara Indonesia, turut menjadi pedoman dalam kehidupan khususnya pada aspek kesehatan, bahkan di era medis modern mulai menyamakan kedudukannya.  Sehingga, secara perlahan menggeser pengetahuan adat. Berbagai warisan tradisi tentang kesehatan tidak lepas dalam pembahasan, mengenai bagaimana mereka mencegah, menangani, serta menjaga kesehatan. Utami Harahap (2019: 151)  dalam bukunya menyampaikan mengenai teori pengobatan tradisional oleh organisasi kesehatan dunia WHO (world Health Organization) bahwa pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif merupakan sebuah ilmu dan seni pengobatan yang berdasarkan kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik diterangkan secara ilmiah ataupun tidak, dalam melakukan sebuah diagnosis, prevensi serta pengobatan terhadap ketidaksetimbangan fisik, mental, atau sosial.

B. Isi

Salah satu alternatif kesehatan yang diturunkan secara turun temurun pada generasi baru adalah "KEROKAN" memanfaatkan sebuah koin yang digosokan pada bagian tubuh tertentu (biasanya dari bagian leher ke pinggang). Kerokan seakan tidak mati seiring berkembangnya pengobatan modern, dan kerokan bukanlah hal yang asing di dengar, tidak hanya di negara Indonesia, tetapi di negara lain juga mengenali kerokan, hanya saja istilah atau penamaannya yang berbeda, seperti pada negara Vietnam menyebut kerokan dengan nama Cao Gio, Kamboja menyebutnya sebagai Goh Kyol, sedangkan pada negara cina dikenal dengan istilah Ghua Sha.


Kerokan kerap kali digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk mengobati masuk angin. Istilah masuk angin dalam dunia medis sesungguhnya tidak dikenali, karena pada dasarnya angin tidak bisa masuk kedalam pori-pori kulit tubuh manusia. Setelah dikaji dan diteliti, penyakit masuk angin merupakan sebuah kumpulan gejala dari perut kembung, mual, keringat dingin, pusing, pegal-pegal, dan keluhan lain yang bersifat subjektif (tidak enak badan). Istilah masuk angin ini dianggap wajar, karena telah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat dan kata masuk angin hanyalah sebutan yang mudah bagi orang Indonesia untuk menggambarkan kondisi tidak enak badan.


Faktor pencetus yang menyebabkan terjadinya masuk angin yaitu, kelelahan fisik, stress pikiran, dan keterlambatan makan. Oleh karena itu pengobatan dengan cara kerokan bukan menjadi solusi terbaik dalam mengatasi masuk angin, masyarakat percaya bahwa pengobatan ini bisa "mengeluarkan" angin dari dalam tubuh yang ditandai dengan adanya garis merah dan memberikan efek segar pada tubuh. Padahal, hal tersebut terjadi karena pembuluh darah kapiler tepi dibawah permukaan kulit melebar. Sehingga mengakibatkan aliran darah ke jaringan menjadi lebih baik. Namun, bukan berarti kerokan dapat dilakukan secara terus menerus.

Beberapa fakta mengenai kerokan :

  • Tubuh yang mendapatkan kerokan, akan melepaskan hormon endorfin, yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari, sehingga hal tersebut dapat memberikan efek rasa senang, nyaman, serta segar.
  • Kerokan akan menghasilkan warna merah pada tubuh, hal tersebut merupakan tanda pembuluh darah kapiler tepi dibawah permukaan kulit melebar. Maka tidak heran jika beberapa waktu setelah melakukan kerokan, gejala masuk angin akan kembali terjadi. Hal ini juga bukan merupakan kondisi yang berbahaya, selagi tidak dilakukan secara terus menerus.
  • Kerokan dianggap baik untuk meningkatkan sistem imun tubuh karena dapat melancarkan sirkulasi peredaran darah.

C. Kesimpulan

Metode pengobatan alternatif yang sering dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia adalah kerokan, apabila sedang mengalami suatu keluhan berupa tidak enak badan atau yang biasa dikenal dengan sebutan masuk angin. Istilah masuk angin sendiri tidak ada didalam dunia kedokteran atau medis, masuk angin hanyalah penamaan yang biasa disebut masyarakat apabila sedang mengalami keluhan berupa perut kembung, mual, keringat dingin, pusing dan pegal-pegal. Kerokan memang tidak berbahaya bagi tubuh selagi masih dalam batas wajar, tetapi kerokan bukanlah solusi yang tepat dalam mengatasi keluhan tersebut. Pilihan yang tepat dalam mengganti kerokan adalah obat, atau dengan memperbanyak istirahat, dan langsung memeriksakan diri ke dokter serta unit kesehatan terdekat.

Daftar Pusaka

  • Anies. 2005. Pencegahan Dini Gangguan Kesehatan. Jakarta : Kelompok Gramedia
  • Rizki Baiti, dkk. 2021. Analisis Kerokan Menurut Budaya dan Sains. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/klorofil/article/view/9415. Diakses pada tanggal 30 Mei 2023
  • Hertiana, Nurbaiti, dkk. 2023. Antropologi Kesehatan. Yogyakarta : Rizmedia Pustaka Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun