Mohon tunggu...
Shafaa Duatirta Sari
Shafaa Duatirta Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta

merupakan mahasiswa yang baru saja menempuk pendidikan di ISI Surakarta program studi Film & Televisi. memiliki minat di bidang Film dan Make up Artist.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Padusan, Sebuah Tradisi di Jawa Tengah yang Dilaksanakan Kembali Setelah Pandemi Covid-19

14 Januari 2024   07:20 Diperbarui: 14 Januari 2024   07:40 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Boyolali M. Said Hidayat, SH. melakukan prosesi siraman (DOK. Diskominfo Boyolali)

Warga masyarakat Boyolali pasti sudah tak asing dengan kata Padusan. Padusan merupakan tradisi masyarakat Boyolali membersihkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi Padusan biasanya dilakukan oleh masyarakat setempat sebagai bentuk perayaan dan ritual kebersihan diri menjelang bulan suci Ramadan. Padusan sendiri berasal dari kata "padu" yang artinya bersatu atau bersama-sama, dan "usan" yang berarti mandi atau membersihkan diri.

Prosesi padusan diawali dengan kirab kereta kencana yang dinaiki oleh Mas dan Mbak Kabupaten Boyolali dan Forkoimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) yang mengenakan pakaian kejawen. Kirab dimulai dari kantor kecamatan Banyudono sampai kompleks umbul Tirto Marto Pengging. Yakni umbul Ngabeyan, petilasan para raja-raja Kraton Kasunanan Surakarta Diningrat yang dibangun oleh Sinuhun Pakubuwono X.

Dimulainya acara Padusan dengan menampilkan tari gambyong untuk menyambut para rombongan kirab lalu dilanjutkan dengan menampilkan seni lokal yaitu tarian tradisional dan musik ciblon. Dimeriahkan juga dengan penampilan sejumlah penari yang menari di dalam kolam.

Setelah itu dilakukan prosesi siraman oleh Bupati Boyolali dan istrinya kepada Mas dan Mbak Boyolali dengan menggunakan air kembang. Selesai ritual siraman, Mas dan Mbak akan berjalan menuju mata air, keduanya kemudian mandi di dalam mata air tersebut dengan cara menyelam ke dalam kolam.

Tradisi Padusan dilakukan sebagai simbol menyucikan diri dari kotoran yang ada dalam tubuh.  Makna dari kata padusan tak hanya berarti “lahir” namun juga berarti harus menyucikan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki dan menjalani bulan puasa ramadan selama sebulan penuh.

Acara Padusan juga diadakan di Umbul Ttalar, Boyolali. Warga beramai-ramai berenang dan mandi di umbul. Dari anak kecil sampai dewasa memadati kompleks Umbul tlatar. Acara juga dimeriahkan dengan panggung hiburan oleh band-band lokal. Masyarakat sangat antusias hingga pengunjung overload.

Tradisi Padusan bukan hanya sekadar ritual membersihkan raga, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam bagi masyarakat Boyolali. Tradisi ini menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya dan nilai-nilai kearifan lokal di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun