Rhein, begitulah dia sering disapa. Gadis cantik dari tanah rencong yang ramah dan indah dalam kemisteriannya. Misteri, karena tidak banyak yang tahu bagaimana ia sebenarnya, tetapi dia mempunyai daya magnet yang luar biasa. Dan menjadi inspirasi bagi orang orang yang kenal dengan dirinya. Termasuk si penulis. Sebagai sosok perempuan, ia bukanlah sosok yang mewakili kelemahan atau kecengengan. Bahkan ia adalah sosok yang membuktikan ketangguhan seorang perempuan, yang bisa jadi tidak sembarang laki laki bisa menjadi sosok sepertinya.
Tidak banyak orang tahu bagaimana perjalanan hidupnya. Karena memang dia lebih senang bergerak di balik layar. Membantu seseorang bukan dengan seperti acara live show, tetapi lebih menjadi sang hujan yang mengguyur bumi yang dengannya para tumbuhan bisa memulai dan melanjutkan pertumbuhannya sendiri. Bagaikan katalisator, yang dengannya seseorang bisa terpacu unuk berubah ke yang lebih baik dengan sendirinya.
Pada bulan sepuluh tahun dua ribu sepuluh, penulis bertemu muka dengannya. Sosoknya yang anggun begitu terpancar dalam pembawaan dirinya. Ketenangan menjadi hiasan gerak geriknya.
"Berjalanlah dengan tegak, jangan menunduk. Jangan sia siakan karunia Allah yang telah diberikan kepada kita, karena apa yang ada pada kita itu adalah yang terbaik. Maka yakinlah pada diri sendiri. Sesungguhnya segala potensi kesuksesan dan kebahagiaan sudah ada pada diri kita masing masing. Yang menjadi masalah, kita sering tidak menyadari atau tidak mau menyadarinya. Kita lebih sering menikmati kegalauan sakit atau kegagalan kita."
Begitulah dia katakan saat kami bertemu. Ketenangannya pernah diuji oleh sebuah kejadian. Masih di tahun dua ribu sepuluh, sebuah chanel silaturahim yang dia handle, tiba tiba di hack oleh seorang cracker bernick “Raja Neraka”.
Waktu itu kami teman dan sahabat secara spontan tidak terima dengan pengambil alihan secara paksa chanel kami. Ada yang sumpah serapah, meleayangkan kata kata pedas, sampai pada doa doa kejelekan. Tapi tiada disangka Rhein sang pemilih chanel malah tersenyum. Tak ada kemarahan, tak ada emosi. Hasilnya luar biasa. Si Raja Neraka yang terkenal hacker (baca Cracker) paling sadis waktu itu malah akhirnya jadi berteman. Usut punya usut ternyata motif Raja Neraka karena dipanas panasi oleh seseorang yang bernickname Rudi. Sedang Rudi ini adalah laki laki bermental pengecut. Di belakang dia membuat cerita fitnah tentang diri Rhein. Tapi ketika berhadapan tidak berkata apa apa, selain kata katak kotor dan jorok. Tapi meski demikian, Rhein tetap tenang menanggapi caci maki ataupun Kata kata yang bisa membuat menangis bagi yang mendengar. "Tanggapilah apapun lawan bicaramu selalu dengan senyum dan hati yang tenang, karena dengannya engkau akan lebih bisa berpikir jernih dan tepat mengambil langkah. Bukan hanya dalam kemasyarakatan, tetapi dalam segala sisi kehidupan".
Di suatu kesempatan lain, penulis bertemu dengannya di kota Yogya. Ada satu kalimat yang menjadi ingatan penulis. “Langkah awalnya adalah maafkan diri kita sendiri”. Mulanya penulis tidak mengerti. Tapi setelah beberapa waktu, perlahan penulis mengerti. Ternyata ketika kita melakukankan sebuah tindakan dan kita merasa selalu gagal dan gagal, itu bukan semata mata karena cara kita yang salah. Tetapi diri kita yang salah dalam berpersepsi tentang diri kita. Untuk kita bisa mencapai keberhasilan, langkah pertama adalah mengoreksi bagaimana diri kita. Apakah hati kita menyalahkan kegagalan kita di masa lalu ataukah membuang sakitnya gagal itu dengan kesadaran.
Untuk selanjutnya, rhein mengatakan bahwa, jangan biarkan mimpi kita terbelenggu. Biarkan impian kita terbang tanpa batas.Dan memang benar, dalam sebuahbuku dari pengalaman orang orang yang sukses, ternyata pikiran dan mimpi adalah seperti menjadi parameter keberhasilan kita. Misalnya bia di mimpi atau pikiran kita mengatakan bahwa melangkahi galah setinggi tiga meter itu adalah kesuksesan, maka kita tidak akan pernah bisa melangkahi galah setinggi lima meter. Karena mimpi atau pikiran kita sudah terkotak dalam ukuran yang ada di mimpi kita.
Dari sekian banyak interaksi dengan Rhein, penulis berkesimpulan, sungguh dia adalah perempuan penabur inspirasi. Sebenarnya masih banyak yang ingin penulis tulis tapi berhubung waktu sudah limit. Tanggal 31 Mei tinggal beberapa menit, terpaksa penulis cukupkan sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H