Mohon tunggu...
Atlien Yuliastuti
Atlien Yuliastuti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Human. Wonder why be a better make than I could ever build or create. To know not love or hate. I am of what will kill me in the end For I am not prepared. To hope I will get the chance.

Selanjutnya

Tutup

Nature

How Care We Are With Climate Of Change

14 Maret 2014   19:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:56 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada umumnya orang sering menyatakan kondisi iklim sama saja dengan kondisi cuaca, padahal kedua istilah tersebut adalah suatu kondisi yang tidak sama. Definisi cuaca adalah keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan, perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena (World Climate Conference, 1979). Sedangkan iklim didefinisikan sebagai sintesis cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).

Istilah perubahan iklim sering digunakan secara tertukar dengan istilah ’pemanasan global’, padahal fenomena pemanasan global hanya merupakan bagian dari perubahan iklim, karena parameter iklim tidak hanya temperatur saja, melainkan ada parameter lain yang terkait seperti presipitasi, kondisi awan, angin, maupun radiasi matahari. Pemanasan global merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfer yang dekat dengan permukaan bumi dan di troposfer, yang dapat berkontribusi pada perubahan pola iklim global. Pemanasan global terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer.

Lantas apa yang terjadi dengan Jakarta kita akhir - akhir ini? perubahan ekstrim yang dinilai sangat berpotensial untuk menimbulkan banjir dan kemacetan dimana - mana. Dulu, siklus banjir yang sangat dikenal adalah siklus banjir lima tahunan, dimana jika tahun yang dirasa mendekati dengan siklus banjir akan bersiap - siap untuk berbagai kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Memasuki Bulan Maret, seharusnya tingkat curah hujan dinilai seharusnya tidak se-intens dan sebanyak seperti sekarang. Mengingat kejadian banjir besar yang hampir menenggelamkan Jakarta dan melumpuhkan aktivitas warga pada tahun 2013 lalu terjadi hanya pada awal bulan Januari, setelahnya kondisi cuaca kembali normal. Apa yang menyebabkan curah hujan begitu tinggi di tahun 2014 ini? Sejak tahun 1850 tercatat adanya 12 tahun ter-panas berdasarkan data temperatur permukaan global. Sebelas dari duabelas tahun ter-panas tersebut terjadi dalam waktu 12 tahun terakhir ini. Kenaikan temperatur total dari tahun 1850-1899 sampai dengan tahun 2001-2005 adalah 0,76Ëš. Permukaan air laut rata-rata global telah meningkat dengan laju rata-rata 1.8 mm per-tahun dalam rentang waktu antara lain antara tahun 1961-2003. Kenaikan total permukaan air laut yang berhasil dicatat pada abad ke-20 diperkirakan 0,17 m. Laporan juga menyatakan bahwa kegiatan manusia ikut berperan dalam pemanasan global sejak pertengahan abad ke-20.   Pemanasan global akan terus meningkat dengan percepatan yang lebih tinggi pada abad ke-21 apabila tidak ada upaya menanggulanginya.Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim.pemanasan globa dapat menyebabkan terjadi perubahan yang signifikan dalam sistem fisik dan biologis seperti peningkatan intensitas badai tropis, perubahan pola presipitasi, salinitas air laut, perubahan pola angin,mempengaruhi masa reproduksi hewan dan tanaman, distribusi spesies dan ukuran populasi, frekuensi serangan hama dan wabah penyakit, serta mempengaruhi berbagai ekosistem yang terdapat di daerah dengan garis lintang yang tinggi (termasuk ekosistem di daerah Artuka dan Antartika), lokasi yang tinggi, serta ekosistem-ekosistem pantai.

Jika dibandingkan dengan tahun 2013 curah hujan tahun 2014 dinilai lebih rendah. Perubahan wilayah konsentrasi curah hujan ini terjadi secara alami sesuai pertemuan massa udara yang membawa uap air, lalu tergantung angin yang mempertemukan-nya. Sekarang ini, hampir setiap subuh menjelang pagi hujan intensitas besar dan ringan hampir selalu mengguyur wilayah Jabodetabek, ini yang mengakibatkan tingkat kemacetan yang timbul akibat genangan air semakin menjadi - jadi. Mungkin kita tidak sadar akan bahaya yang terjadi jika dalam jangka panjang hal ini terus - terusan terjadi, daerah yang seharusnya menjadi resapan air dibangun untuk kebutuhan lain seperti pusat - pusat perbelanjaan dan lain sebagainya. Kita juga menggunakan kebebasan yang kita miliki untuk membuang sampah sembarangan yang menyebabkan tersumbat-nya saluran - saluran air yang ada. Begitu-pun dengan kebiasaan menebang pohon sebanyak yang kita mau untuk dijadikan bisnis meraup keuntungan untuk beberapa sektor, lantas siapa yang akan menyelamatkan kita dari getir rasa tidak aman dan nyaman akibat banjir yang terus menerus menghadang kita yang sekarang tampaknya tidak mengenal siklus lagi?.

Sedikit banyak seharusnya kita mampu menciptakan kondisi kondusif dimana tingkat pembelajaran akan tanggung  jawab terhadap wilayah yang kita tempati dapat menjadi layak dan bersahabat untuk diri kita sendiri. Seberapa perduli kita akan tingkat perubahan iklim yang disebabkan oleh kita sendiri? mulailah melakukan hal - hal mencintai bumi kita, sehingga kita tidak perlu berteriak - riak kepada Gubernur atau-pun-petinggi yang memiliki jangka waktu memimpin untuk membereskan permasalahan kita bersama.

Jangan sampai hal yang sudah menjadi tradisi di Ibukota kita tercinta ini menjadi salah satu faktor besar dalam penunjang meluasnya Climate Of Change yang berpotensi untuk merugikan seluruh makhluk di dunia.

-A


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun