Novel Matahari merupakan novel fiksi karya Darwis atau lebih dikenal dengan sebutan Tere Liye. Dia adalah seorang penulis ternama di Indonesia yang lahir di Lahat, 21 Mei 1949. Dia tumbuh besar di Sumatera dengan keluarga yang sederhana. Dia mulai menulis buku setelah lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Buku-buku yang ditulisnya sangatlah menarik bahkan sampai ada yang diadaptasi ke layar lebar. Novel Matahari ini merupakan buku ketiga dari Seri Bumi.Â
Novel ini menceritakan tentang 3 sekawan murid SMA, Raib, Ali, dan Seli yang berpetualang menjelajahi Klan Bintang yang dianggap sebagai legenda oleh semua orang. Mereka memiliki kekuatan yang berbeda dan berasal dari 3 Klan yang berbeda Karena kejeniusannya, Ali berhasil membuat kapsul terbang yang berhasil mendeteksi lokasi Klan Bintang. Petualangan mereka dimulai dengan serangan ular raksasa penjaga lorong masuk Klan Bintang. Hingga akhirnya mereka ditangkap dan dibawa ke Lembah Hijau oleh empat penjaga lembah berpakaian serba hitam. Mereka disambut dengan baik oleh Faarazaraaf, pemimpin Lembah Hijau.Â
Namun tidak lama setelah itu, banyak konflik yang terjadi yang membuat mereka harus dibawa ke Kota Zaramaraz untuk ditahan, pergi menemui Sang Hantu Kaar dan Meer untuk membantu mereka pulang hingga mereka harus membuat kerusuhan di Kota Zaramaraz untuk mengambil Buku Kehidupan kembali. Dan pada akhirnya, mereka harus menunda kepulangannya ke Klan Bumi untuk pergi ke Klan Bulan menemui Av dan menyampaikan berita darurat ke seluruh penduduk di klan permukaan.Â
Novel ini ditulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Alur cerita yang disajikan juga menarik, tidak membosankan dan tidak mudah ditebak sehingga membuat pembaca penasaran dengan kelanjutan dari cerita tersebut. Selain itu, novel fiksi ini banyak menggunakan kata istilah dan penjelasannya sehingga dapat menambah pengetahuan pembaca, seperti "...Mereka tidak butuh mata untuk melihat, mereka melepaskan suara, yang memantul, echolocation, memberitahukan posisi mangsa." (Hal. 151). Cover dari novel  Matahari ini juga menarik perhatian karena warna, gambar, dan desainnya yang  menggambarkan beberapa kejadian dalam novel tersebut, yaitu gambar ular, kapsul terbang, pohon-pohon, kristal, kelelawar, dan ditambah dengan adanya gambar dan tulisan matahari di bagian tengahnya.Â
Walaupun novel ini merupakan buku ketiga dari Seri Bumi, alur ceritanya masih bisa diikuti oleh pembaca sehingga mereka tidak harus membaca buku pertama dan kedua terlebih dahulu. Selain itu, harga novel ini juga tidak tergolong mahal, terlebih alurnya yang menarik dan tidak membosankan sehingga tidak akan rugi bagi pembaca untuk membeli novel ini dengan harga Rp95.000.
Namun sayangnya, di beberapa halaman buku ini ada yang warna tintanya sudah pudar, namun masih bisa dibaca dengan baik. Selain itu, terdapat beberapa kesalahan penulisan dalam novel ini.
"Menyerahlan, Raib, Seli, dan Ali, Kalian telah melanggar ratusan dekrit Dewan Kota..." (hal. 308). Kata pertama pada dialog tersebut seharusnya adalah menyerahlah bukan menyerahlan.
"Wahai" Klaar menepuk lengan kursi rotan, (hal. 241). Terdapat kesalahan penulisan nama tokoh yang seharusnya Kaar menjadi Klaar.
Terlepas dari kekurangannya, novel ini sangatlah bagus dan wajib dibaca oleh para pecinta novel fiksi terutama yang bertema petualangan dunia fantasi. Terlebih banyak hal-hal unik di luar nalar yang digambarkan dalam novel ini yang membuat para pembaca semakin tertarik dan penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Selain itu, novel ini juga menanamkan pentingnya kekompakkan dan rasa percaya satu sama lain dalam pertemanan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H