Mohon tunggu...
Shabri Yaldi Ahmad
Shabri Yaldi Ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Universitas Airlangga dengan program studi Rekayasa Nanoteknologi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Krisis Air Bersih Di Sidoarjo

4 Januari 2025   16:00 Diperbarui: 4 Januari 2025   15:57 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kabupaten Sidoarjo di Jawa Timur kini menghadapi krisis air bersih yang semakin mendalam, menjadi salah satu masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang paling mendesak. Krisis ini terutama disebabkan oleh pencemaran sumber air dan penurunan kualitas air yang diperparah oleh aktivitas industri dan domestik. Sumber air bersih di Sidoarjo, seperti sungai dan sumur, semakin tercemar akibat pembuangan limbah yang tidak terkelola dengan baik serta praktik penambangan tanah yang mengubah struktur tanah dan kualitas air tanah.

Pencemaran air yang dihasilkan oleh limbah industri merupakan salah satu penyebab utama krisis ini. Banyak industri di Sidoarjo, terutama yang beroperasi di daerah-daerah padat, membuang limbah cair dan padat ke sungai-sungai dan saluran air tanpa pengolahan yang memadai. Limbah ini sering mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak kualitas air dan menjadikannya tidak layak konsumsi. Akibatnya, masyarakat yang bergantung pada sumber air ini untuk kebutuhan sehari-hari mengalami risiko kesehatan yang serius, seperti gangguan pencernaan, infeksi, dan penyakit terkait kualitas air yang buruk. Selain itu, pencemaran ini juga merusak ekosistem perairan lokal yang mendukung kehidupan akuatik.

Selain limbah industri, limbah domestik juga berkontribusi besar terhadap pencemaran sumber air. Banyak rumah tangga yang membuang sampah dan limbah cair ke saluran air tanpa proses pengolahan yang memadai. Penggunaan pestisida dan bahan kimia dalam pertanian yang tidak terkontrol juga turut memperburuk kondisi ini. Praktik-praktik ini mengakibatkan akumulasi bahan kimia berbahaya dalam tanah dan air tanah, mengancam kualitas air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, termasuk untuk minum, mandi, dan memasak.

Untuk menangani krisis air bersih ini, perlu adanya solusi yang menyeluruh dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan,

1. Pemerintah daerah harus memperketat regulasi mengenai pengelolaan limbah industri dan domestik. Regulasi yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa semua limbah diolah dengan benar sebelum dibuang. Pengawasan yang lebih intensif terhadap industri dan rumah tangga harus dilakukan untuk mencegah pembuangan limbah sembarangan. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran, seperti pembuangan limbah berbahaya dan pencemaran, perlu diterapkan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air sangat penting. Program penyuluhan dan pendidikan harus dilaksanakan untuk memberikan informasi mengenai dampak pencemaran air dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya. Edukasi mengenai cara mengelola limbah domestik dengan benar, seperti pemilahan sampah, pengelolaan limbah cair, dan penggunaan produk yang ramah lingkungan, harus digalakkan. Masyarakat juga perlu diberi pengetahuan tentang cara menjaga kebersihan sumber air, termasuk sungai dan sumur.

3. Pelaksanaan program pemulihan dan rehabilitasi untuk sumber air yang telah tercemar. Pemerintah dan lembaga lingkungan harus bekerja sama dalam merancang dan melaksanakan rencana pemulihan yang meliputi pembersihan sungai-sungai yang tercemar, rehabilitasi sumur yang terdampak, dan pemulihan ekosistem perairan. Teknologi pengolahan air yang canggih perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas air yang tersedia bagi masyarakat. Program ini harus melibatkan pemantauan terus-menerus terhadap kondisi sumber air untuk memastikan efektivitas upaya pemulihan dan untuk mengidentifikasi potensi masalah lebih awal.

4. Pengembangan sistem manajemen air yang berkelanjutan harus menjadi fokus utama untuk mengatasi krisis air bersih dalam jangka panjang. Ini melibatkan perencanaan dan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, seperti pengelolaan air hujan dan konservasi air. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengimplementasikan strategi pengelolaan air yang efisien dan ramah lingkungan. Pengembangan teknologi dan infrastruktur untuk pengelolaan air yang lebih baik, serta penyuluhan tentang pentingnya konservasi air, akan membantu memastikan ketersediaan air bersih yang berkelanjutan di masa depan.

Dengan pendekatan ini, diharapkan krisis air bersih di Kabupaten Sidoarjo dapat diatasi secara efektif. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat merupakan kunci untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Melalui tindakan yang terkoordinasi dan kesadaran kita bersama, Kabupaten Sidoarjo dapat menghadapi tantangan ini dan membangun masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Referensi:

https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1527-krisis-ketersediaan-air-bersih

https://kumparan.com/sabilbaihaqi/kemarau-panjang-sidoarjo-di-ambang-krisis-air-23dBUNrjlSC/full

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun