Mohon tunggu...
shabrina firdausy
shabrina firdausy Mohon Tunggu... Penulis - Writer - @firdsyshabrina

Hai, aku shabrina, sosok yang menyukai hal baru, traveling dan memanjakan lidah dengan mencoba berbagai kuliner. Melalui traveling dan kuliner, membuat diri ini menjadi tau dan ngerti akan berbagai ciri khas dari tempat yang kita kunjungi dan budaya masyarakat yang pernah kita temui. Welcome to the 'Discover with Shabrina!'

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berawal dari Pertemuan di Pinggir Trotoar, Hingga Jalin Persahabatan Manis Lintas Negara

31 Juli 2023   15:47 Diperbarui: 1 Agustus 2023   10:00 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persahabatan lintas negara (Dok. Pribadi)

Hai guys, karena pada 30 Juli kemarin merupakan peringatan Hari Persahabatan Internasional, di sini penulis ingin berbagi kisah persahabatan lintas negara antara saya dan Gaby dengan dua teman saya dari negara tetangga a.k.a dari Malaysia. Siapa sangka, dari pertemuan secara tidak sengaja di pinggir trotoar jalan, bisa melahirkan sebuah persahabatan yang manis di antara kami berempat. 

Persahabatan yang kami jalin benar-benar menyatukan segala perbedaan yang ada. Ragam agama, suku, ras, budaya di antara kami justru mengajarkan satu sama lain untuk belajar menjadi pribadi yang saling memahami.

Yap, saya menjuluki pertemuan kami ini sebagai persahabatan lintas negara karena kami berasal dari dua negara yang berbeda, namun kami dipertemukan di negara yang berbeda pula, bukan bertemu di salah satu negara asal kami. Gimana tuh maksudnya? Langsung saja saya ceritakan kisahnya.

Pada 2022 lalu, tepat sekitar di bulan Maret, saya sedang mengikuti program magang di KBRI Bangkok bersama satu mahasiswa lain dari Jakarta bernama Gaby. Saat kita datang ke Thailand, saat itu masih ada kebijakan untuk melakukan karantina di hari pertama kedatangan dan hari kelima setibanya di Thailand.

Setelah menjalani karantina di hari kelima, dan tentunya juga dinyatakan negatif dari virus Covid-19, sebelum kami resmi menjalankan lika-liku magang, pada sore itu kami memutuskan untuk pergi keluar bersama menikmati indahnya Bangkok, Thailand. Mulai dari keliling Siam Paragon Mall, hingga memanjakan lidah dengan membeli kuliner khas Thailand di sekitar Siam Paragon.

Awal kami dipertemukan

Penulis dan Iman, asal Malaysia (Dok. Pribadi)
Penulis dan Iman, asal Malaysia (Dok. Pribadi)
Saya dan Gaby janjian untuk pergi bersama sekitar pukul empat sore. Di saat saya sudah siap, namun saat itu ternyata Gaby baru memulai proses dandannya. Sesama cewek pasti tau lah ya berapa lama waktu untuk dandan tersbut. Well, selagi menunggu Gaby, karena saya sudah lapar, akhirnya saya memutuskan untuk membeli ganjalan perut berupa sate seafood khas Thailand beserta Thai Tea di sekitar hotel tempat kami tinggal.

Seusai membeli sekitar tiga tusuk sate seafood dan Thai Tea di sore itu, saya menikmati makanan dan minuman saya di sebrang hotel tempat saya tinggal, tepatnya saya duduk di trotoar depan ruko gitu haha. Dan saat itu lah detik-detik saya bertmeu dengan mahasiswa Malaysia dimulai.

Sewaktu saya makan, sontak mata saya yang tertuju ke arah sebrang jalan melihat ada seorang remaja pria hendak berjalan menghampiri saya. Namun saat itu dia menunjukkan raut muka yang kebingungan. Dengan raut muka dan wajah belepotan karena es krim yang digenggamannya, sosok itu bertanya pada saya dengan menggunakan bahasa melayu Malaysia. 

"Boleh cakap melayu?, tanya remaja pria tersebut kepada saya. Walau agak sedikit bingung, namun setelah mencerna bahasa yang pria itu ucapkan, saya sedikit paham dengan maksudnya. Kemudian saya menjawab dengan bahasa Inggris, karena takut ada miskom. "Maybe I can a bit, because Indonesian and Malay may be slightly similar, and actually I am from Indonesia, not Malay," jawab saya dengan ramah wkwk.

Seusai percakapan awal antar bahasa itu, akhirnya kami berkenalan, dia memperkenalkan namanya sebagai Iman. Kami melanjutkan percakapan menggunakan bahasa Inggris dan dia juga meminta maaf kepada saya karena menduga saya berasal dari Malaysia kerena style atau gaya hijab saya yang seperti orang Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun