Mohon tunggu...
shabrina
shabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Konten Kreator

senang membaca dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa 18 Tahun Memutuskan untuk Mengakhiri Hidupnya akibat Depresi: Penyakit Mental adalah Penyakit yang Sangat Nyata

10 Oktober 2022   20:11 Diperbarui: 10 Oktober 2022   20:17 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Depresi. Sumber Ilustrasi : PIXABAY/Anemone123

Dunia pendidikan kembali berduka. TSR, mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang berusia 18 tahun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 11 Hotel Porta, Jl. Colombo No. 7, Caturtunggal, Depok, Sleman Yogyakarta. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. 

Menurut Kapolsek Bulaksumur, Kompol Sumanto, kasus tersebut adalah murni kasus bunuh diri. Beliau mengungkapkan bahwa di tas mahasiswa UGM tersebut terdapat sebuah surat keterangan riwayat pemeriksaan psikolog milik korban dari Rumah Sakit JIH Sleman. Kompol Sumanto menduga bahwa korban memiliki masalah psikologi.

Berdasarkan informasi yang didapat dari saudara kandung TSR melalui sosial media Instagram, TSR memang memiliki riwayat penyakit mental dan cukup aktif menyuarakan tentang kesehatan mental di sosial medianya. 

Tangkapan Layar Instagram/@prabhantara
Tangkapan Layar Instagram/@prabhantara

Menurut WHO, 2019, sekitar 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri per tahun, di dunia. Bahkan bunuh diri merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada usia 15-25 tahun (usia produktif). Percobaan bunuh diri dianggap berkaitan dengan gangguan psikologis dan kebanyakan merupakan pengekspresian depresi berat (Duran & Barlow, 2006; Darmayanti, et al., 2022).

"Orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, tidak sedang dalam kapasitas mental yang baik untuk mengambil keputusan. Jadi, ketika seseorang memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidupnya, ada yang terganggu dalam proses berpikir dan seringkali terjadi ketika seseorang mengalami depresi," ujar dokter spesialis kesehatan jiwa, Zulfia Syarif dalam video menanggapi kasus TSR, Senin (10/10).

Selain itu, orang yang akhirnya sampai melakukan bunuh diri, dia tidak sedang berfikir jernih dan otaknya terganggu. Maka dari itu seseorang yang memiliki penyakit mental sangat membutuhkan bantuan, pengobatan, dan support dari lingkungannya. Sehingga kita tidak bisa men-judge orang ketika ia memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidupnya bahwa ia kurang bersyukur, kurang iman, dan kurang kuat.

Di hari kesehatan mental sedunia ini, saya mengajak untuk kita bersama sama ubah pola fikir mengenai kesehatan mental dan berusaha mencegah bunuh diri.

Jika anda memiliki tendensi untuk bunuh diri, segera hubungi hotline LSM Jangan Bunuh Diri melalui nomor telepon (021) 0696 9293.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun