Mohon tunggu...
Shabrina Aulia Tsaani
Shabrina Aulia Tsaani Mohon Tunggu... -

Kuliah di Universitas UIN Maliki Malang, Fakultas : Psikologi, Jurusan : Psikologi. Cita-cita : Penulis, Psikolog yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebelet Nikah? Oh, No! Belum Saatnya!

29 November 2014   21:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:31 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah melakukan survey pada saat diklat IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) berlangsung, kami menemukan kesimpulan bahwa mayoritas di pedesaan itu lebih mengutamakan pernikahan meskipun masih dalam usia dini ketimbang pendidikan yang sebenarnya jauh lebih penting untuk masa depan kita kelak. 3 rumah yang kami jadikan narasumber, masih dalam satu desa yang sama yakni Bulukerto di kota Batu, Malang, sebagian anak muda di situ beranggapan bahwa pernikahan itu merupakan prioritas penting. Bahkan ketika masih duduk di bangku SMP, mereka telah merencanakan selulus SMA langsung melaksanakan pernikahan. Padahal para orang tua telah menanamkan keyakinan kepada anak-anaknya bahwa pendidikan itu sangatlah penting.

“ Dari anak-anaknya sendiri yang tidak ada keinginan untuk melanjutkan kuliah. Kalau anak-anak mempunyaikemauan kuliah tapi orang tua tidak punya biaya, kita bisa memperjuangkannya dengan bekerja lebih keras. Kalau anak-anaknya sendiri tidak mempunyai kemauan sedikit pun untuk kuliah padahal kita sudah mempunyai biaya untuk menyekolahkannya.. itu sama saja nanti akan berantakan di tengah-tengah perjalanan. Ya mau gimana lagi, nggak bisa dipaksakan. Daripada disekolahkan tapi putus di tengah-tengah juga kan sayang...,” Kata bapak pengusaha travel di desa tersebut. Beliau juga menyesali keputusan anak-anaknya yang lebih memilih menikah di usia muda sehingga mereka hanya tamat di bangku SMA saja.

“ Yaa anak-anaknya itu yang kebelet nikah..,” Kata Bu Sriyani yang kami wawancarai tentang pernikahan usia dini di desa itu. Kami yang mengadakan penelitian itu lantas tertawa mendengarnya. Dan ternyata kebanyakan orang yang memilih menikah muda itu berasal dari kalangan putri.

Saya pernah mendengar beberapa orang yang berpendapat jika kaum perempuan itu tidak perlu berpendidikan tinggi, tidak perlu jauh-jauh sekolah, dan tidak perlu merantau untuk menimba ilmu karena toh endingnya pasti menjadi istri dan ibu rumah tangga yang selalu stand by di rumah. Padahal menurut opiniku, meskipun kaum perempuan harus menjadi istri dan ibu seperti yang telah dikodratkan sedari dulu oleh Allah SWT, kita perlu mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk masa depan kita nantinya. Kecerdasan kita nantinya itu sangatlah berpengaruh di bahtera rumah tangga nanti. Tentu saja anak-anak pintar berasal dari Ibu yang cerdas bukan ?

Nikah oh nikah.. Kenapa kita sangat ingin segera menikah padahal bekal masih belum mumpuni, kepribadian belum matang, mental dan hal-hal lainnya juga masih belum siap ? Sebelum menginjak ke jenjang pernikahan, alangkah baiknya jika kita memberi yang terbaik untuk keluarga terlebih dahulu dengan prestasi-prestasi yang kita dapatkan. Dengan begitu, keluarga pasti akan bahagia karena kesuksesan yang kita raih.

Oleh : Shabrina Aulia Tsaani

NIM : 14410034

Kelas : Psikologi – A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun