Programme for International Student Assesment atau yang biasa disebut PISA merupakan Lembaga survey evaluasi sistem pendidikan di dunia yang mengukur kinerja siswa kelas pendidikan menengah. Penilaian dibagi pada tiga komponen utama, yaitu literasi, matematika, dan sains. Pada tahun 2018 hasil PISA menunjukan kemampuan membaca siswa Indonesia menempati peringkat ke-6 terbawah atau peringkat ke-74 dengan skor rata-rata 371. Peringkat Indonesia mengalami penurunan dari tiga tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2015 Â yang menempati peringkat ke-64 dari 79 negara. Pengumuman survey yang dilakukan oleh PISA diterbitkan di The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperlihatkan data ranking Indonesia konsisten di urutan 10 terbawah pada data tahun 2009-2015.
Kurang gencarnya program literasi di Indonesia menyebabkan siswa Indonesia sulit untuk bersaing dengan negara lain dengan skor PISA di atas rata-rata. Hal tersebut diakibatkan karena negara-negara yang menempati posisi atas telah menerapkan literasi pada siswanya dengan peran orang tua didalamnya yang menanamkan budaya literasi sejak dini. Sehingga, Â siswa Indonesia lebih terbelakang dalam hal memahami bacaan, menghitung, dan berpikir secara ilmiah.
Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menindaklanjuti hasil evaluasi sistem pendidikan di Indonesia dengan beberapa program yang diperbaharui, seperti penerapan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) pada Ujian Nasional tahun 2018. Penerapan soal HOTS pada UN tahun 2018 ini sebagai upaya untuk adaptasi siswa Indonesia pada soal-soal dengan tingkat pemecahan persoalan yang lebih tinggi level berpikirnya. Keterampilan yang diharapkan dari soal berbentuk HOTS adalah siswa mampu menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.
Program yang digencarkan pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Pendidikan Indonesia gelombang ke-2 ini berfokus peningkatan sistem pendidikan di Indonesia melalui Literasi. Sejalan dengan Visi UPI, yaitu
"Pelopor dan unggul dalam Pengembangan Kurikulum Program Pendidikan, Layanan Akademik, dan Jasa Keprofesian"
Menjadikan kita sebagai mahasiwa Universitas Pendidikan Indonesia harus menjadi pemberantas krisis pendidikan dan pelopor dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dari tiga komponen penilaian yang dilaksanakan oleh PISA, salah satunya adalah literasi numerasi. Literasi Numerasi merupakan pengetahuan serta kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar. Berdasarkan himpunan data dari harian kompas, data menunjukan kemampuan nalar matematika perlu diperhatikan.
Upaya yang saya kembangkan dalam meningkatkan kemampuan literasi numerasi pada siswa sekolah dasar, yaitu dengan metode pendekatan melalui permainan Hashi. Hashi merupakan sebuah puzzle logika dari jepang yang terdiri dari lingkaran-lingkaran berisi angka dengan jembatan penghubung. Terdapat beberapa peraturan dalam permainan hashi, sehingga penyelesaian permainannya sangat bergantung pada logika pemainnya. Permainan puzzle Hashi level rendah dipilih untuk meningkatkan literasi numerik karena permainan ini dapat mengasah logika matematika dari anak usia sekolah dasar bahkan untuk dewasa.
Pada praktiknya, anak usia sekolah dasar dapat mengikuti intruksi yang dijelaskan untuk permainan Hashi. Walaupun pada awalnya beberapa anak tidak bisa mengikuti intruksinya, namun pada level selanjutnya bisa diikuti dengan baik. Penerapan literasi numerik dengan metode pendekatan melalui permainan Hashi ini diterapkan pada tanggal 29 Agustus 2021 di pusat belajar masyarakat desa yang dinaungi oleh Yayasan Kembang Desa, yang bertempat di Kelurahan Cipari, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.